Kamis, 12 Januari 2012

Platform Supervisor Pendidikan

BAB  I
PENDAHULUAN

Didalam Pengawasan, seorang pengawas tidak terlepas dari peranan guru dalam agenda  merestrukturiasi program-program yang ada disekolah. Sebagai seorang supervisor, tindakan moral yang harus ditekankan adalah memberikan dukungan dan bantuan dalam praktek untuk menghasilkan sebuah karya. Dengan demikian seorang supervisor harus memiliki platfrom restrukturisasi agenda sekolah. Supervisor harus terampil dalam bekerja sama dengan para guru, untuk mendukung kebijakan yang kolektif, dengan cara kerja sama , dalam merancang siswa belajar aktif untuk mencapai sebuah hasil produksi.
Didalam kegiatan pembelajaran untuk menghasilkan sebuah produksi , diperlukan bebrapa petunjuk , untuk menggabungkan platfrom guru bidang studi, diperlukan saling pengertian dan mengkolaboratifkan platfrom mereka masing-masing .
Selain pemahaman teknis, dan sekema konseptual, diperlukan landasan kepercayaan, pendapat, nilai-nilai , sikap  untuk mencipatakan platfrom  praktek yang didasari oleh keterbukaan dan kepercayaan, yang telah dicarancang didalam sebuah platfrom , sama seperti agenda sebuah partai politik untuk melakukan sebuah keputusan mereka merujuk kepada platform yang telah dibuat, maka demikian juga halnya dalam bidang pendidikan untuk membuat sebuah keputusan , dan instruksi rencana berdasarkan pada platform bidang pendidikan mereka. Ketika seorang guru ditanya oleh anak, maka seorang guru akan menjawabnya sesuai dengan apa yang telah ada dalam fikiran mereka dan guru akan berusaha membangun sebuah kepercayaan terhadap anak dan dapat mensosialisasikan pelajaran mereka.
Suatu platform guru sering sekali tampak eksplisit, apakah itu tidak statis atau demensional , itu semua diperoleh oleh guru dari model pengalaman hidup, dari pendidikan formal, dan hasil dari  percobaan , serta kesalahan yang dilakukan didalam kelas. Para guru tidak terbiasa sebelum memasuki kelas mereka telah menyediakan pltform akan tetapi mereka menggunakan platform ketika mereka telah menghadapi kesulitan didalam kelas.
Posisi Platform benar atau salah bukanlah sebuah isu disini , posisi Platform adalah, pemahaman hubungan praktek mengajar, dan unusr-unsur dari platform, inconsistent antara platform dalam  praktek menilai menilai perbedaan diri sindiri adalah poin-poin penekanan dalam bab ini. Guru dan Pengawas harus mengetahui platform mereka masing-masing, mereka harus menguji jika mereka setuju dan jika mereka saling berbeda, dan apakah perbedaan itu akan menjadi sangat substansial seperti menghalangi pekerjaan yang berkolaboratif dalam merancang kembali proses belajar mengajar. Didalam usaha untuk mendorong pemahaman dalam praktek, para guru dan para pengawas harus memerlukan banyak waktu untuk mengartikulasikan platform mereka. Kebanyakan para guru cendrung untuk membuat latihan hanya disebabkan mereka tidak digunakan dalam membuat platform mereka secara eksplisit. Mereka hanya bertindak sesuai dengan situasi. Namun ketika mereka menuliskan platform mereka, mereka mengalami kepuasan ketika mereka melakukan sesuatu. Perasaan yang puas dalam melakukan sebuah tugas akan memperkuat motivasi dan akan membuat seseorang sanggup melakukan semua pekerjaan
    Berdasarkan uraian diatas, maka masalah pokok dibahas dalam makalah ini adalah ” Platfrom Supervisor Pendidikan” .  Dari  masalah pokok tersebut, menimbulakan  beberpa sub yaitu :
1.    Pengertian Supervisor  Pendidikan
2.    Platforom Kompetensi Dasar
3.    Platfrom Sosialisme Demokratis
4.    Platform Guru  Urban
5.    Platform Ekologi
6.    Dua Pandangan Tentang Pengetahauan dan Pembelajaran
7.    Unsur-unsur Umum Platform
8.    Platform Pengawas
9.    Pendekatan Klarifikasi Platform.
10.    Pendekatan Pengembangan Platform Bidang Pendidikan.
















BAB  II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian.
    Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dewasa  ini, pakar pendidikan memberikan pengertian tentang  supervisor  adalah tenaga yang khususs ditugasi melaksanakan supervisi terahadap tenaga  bawahannya (guru) sesuai dengan bidang  garapan supervisi pendidikan dalam pola  hubungan lembaga pendidikan tertentu. Oleh karena itu tenaga supervisor harus mampu melaksanakan tugasnya, dan karena itu harus memenuhi kualifikasi.   Kemudian  ada yang juga pendapat yang mengatakan bahwa supevisor itu adalah orang yang melakukan pengerjaan supervisi. Dalam dunia pendidikan supervisor disebut juga pengawas sekolah.    
    Berdasarkan pengertian di atas dapat dikemukakan secara sederhana  bahwa supevisor pendidikan adalah  seseorang yang ditugaskan untuk berusaha mengawasi tehadap kenerja guru  dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran di sekolah. Ia berintikan program pengajaran dengan ditunjang oleh unsur-unsur lain, seperti guru, sarana dan prasarana, kurikulum, sestem pengajaran dan penilaian, sesuaai dengan tugasnya sebagai seorang supervisor.
    pada dasarnya,  pusar  perhatian  supervisor  adalah mengawasi kinerja guru terhadap perkembangan dan kemajuan siswa, karena itu usahanya berpusat pada peningkatan kemampuan profesinal guru dengan segala aspeknya, seperti perbaikan pendekatan metode dan teknis mengajar, perkembangan kurukulum, penggunaan  alat peraga/alat bantu pengajaran, perbaikan cara dan prosudur penilaian, penciptaan  kondisi yang kondusif di sekolah dan sebagainya.
    Untuk membantu peningkatan wawasan dan kemampuan profsional guru, berbagai usaha dilakukan oleh supervisor, seperti melakukan kunjungan sekolah, kunjungan kelas, pembinaan individu dan kelompok pemberian contoh cara mengaajar yang baik, mendorong peningkataan kerja sama, mendorong peningkatan kreatifitas dan sebagainya.
    Semua yang disebutkan diatas dimaksudkan untuk memeberikan pelayanan prima kepada personal yang berada di  bawah tanggung jawab dan kewenangan para  supervisor yang bersangkutan.

B.    Platform Kompetensi Dasar
Dasar-dasar Platorm supervisi Pendidikan secara garis besar adalah :
1.    Tujuan Persekolahan adalah untuk memastikan suatu kemampuan dasar pemahaman dan keterampilan yang ditentukan untuk semua anak-anak. Diperlukan pengayaan belajar terhadap siswa yang mendapat nilai minimal ini sangat penting untuk mengukur pendidikan anak yang telah diterimanya di sekolah
2.    Menyiapkan permintaan ketenaga kerjaan untuk kepentingan warganegara dalam memperoleh pengetahuan yang absolut . kemampuan ini penting untuk memabantu masyarakat , sesuai dengan pertumbuhan sosial.
3.    Pekerjaan mendidik adalah untuk membangun suatu lingkungan yang terorganisir untuk mempromosikan penguasaan yang berangsur-angsur seperti kemampuan dasar didalamnya mencakup membaca, menulis, menghitung, dan proses ilmiah. Ini menyiratkan sutau definisi yang dari sasaran unit-unit yang utama, dari suatu rangkaian diantaranya penilaian, pemahaman dan ketrampilan tingkat awal dengan memulai membangun defenisi dan secara berhati-hati dalam memonitoring siswa, dan dapat menyelesaikan permasalahan, seorang supervisor adalah penengah , dengan meningkatkan hasil-hasil output sarjananya.
4.    Tugas para pendidik adalah merekonstruksi lingkungan yang terorganisir untuk mempromosikan, penguasaan bertahap kompetensi-kompetensi ini akan membantu sesoang dalam hal membaca, menulis, komponen, dan proses keilmuan
5.    Hampir semua siswa yang memiliki waktu yang cukup dan pendidikan yang memadai kecuali sejumlah kecil anak, dengan kemampuan yang benar-benar rendah,mampu menguasai tingkatan-tingkatan pembelajaran pada kompentensi minimum ini.
6.    Faktor yang paling signifikan dalam pembelajaran adalah ”waktu pembelajaran waktu”
7.    Sementara salah satu penedkatan untuk mempelajari kompetensi akan ditekankan di awal-awal, metodologi-metodologi alternatif akan diterapkan pada siswa yang mengalami kesulitan.
8.    Aktivitas-aktivitas pengayaan budaya dan pembelajaran tingkat tinggi cenderung kurang mendapat perhatian terutama pada tingkat-tingkat awal kecuali lagi bagi siswa-siswa yang telah menguasai kompetensi dasar.
9.    Disiplin kelas akan lebih dikontrol dengan konsentrasi yang tinggi terhadap tugas pembelajaran ketimbang penerapan hukuman dan aturan yang itu ke itu saja.
10.    Semua sistem imbalan (reward) sekolah seharusnya dapat meningkatkan prestasi akademik sebagai prioritas tertinggi.
    Diantara kompetensi-kompetensi yang dijelaskan diatas, ada lagi kompetensi yang tidak kala pentingnya  yang harus dimiliki seorang supervisor yaitu kompetensi yang umum dan khusus.
1.    Kompetensi Umum.
1.    Memiliki Pengetahuan fungsional tentang agamanya, Menghayati dan taat melaksanakan ajaran agamanya.
2.    Bertindak demokratis, bersikap terbuka /transparan, menghormati pendapat orang lain, maupun berkomonikasi  dengan baik dan menjalin kerrja sama dengan berbagai pihak terkait.
3.    Memiliki kepribadian yang menarik dan simpatik serta mudah bergaul.
4.    zBersikap ilmiah dalam segala hal serta memiliki prinsdip mau terus belajar.
5.    Selalu mengikuti perkembangan pendidikan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6.    Memiliki dedikasi  tinggi serta loyal padea tugas dan jabatannya
7.    Menghindarkan diri dari sifat-sifat  tercelah.
8.    Memandang kepala sekolah /madrasah, guru dan seluruh staf sekolah madrasah sebagai mitra kerja, bukan sebagai bawahan.
2       Kompetensi Khusus.   
1.    Memiliki Pengetahuan tentang administrasi pendidikan secara umum dan administrasi sekoalh secara khusus, yang meliputi administrasi personil, administrasi materil dan administarsi oprasional.
2.    Memiliki pengetahuan tentang supervisi pendidikan, yang melipiti tujuan dan saran, teknis-teknis, langkah-langkah dan prinsip-prinsip dasar supervisi pendidikan.
3.    Mengusai subtansi materi supervisi teknis edukatif (pendidikan), yang meliputi kurukulum, proses belajar-mengajar, evaluasi, dan lain-lain.
4.    Mengusai  subtansi materi supervisi teknis administrasi, yang antara lain administarsi sekolah,
5.    Menguasai berbagai pendekatan, motode dan teknis belajar-mengajar yang baik
6.    Memiliki kemampuan berkomonikasi, membina dan memberi contoh-contoh konkrik tentang  pelaksnaan kegiatan belajar-mengajar yang baik.
7.    Memiliki kemampuan sebagai mediator antara guru dengan kepala sekolah, antara seluru staf  sekolah dengan instansi  terkait, dan lain-lain.
8.    Memiliki  kemampuan membimbing  guru  dakam hal  perolehan angka kredit  dan membuat  karya tulis  ilmiah yang baik.
9.    Harus bekerja  berdasarkan rencana  dan tujuan   yeng telah  ditetapkan.
10.    Memiliki kepatuhan  terhadap peraturan   perundang-undangan yang berlaku dan menjunjung tinggi kode etik profesi.
    Disamping  kompetensi-komptensi  yang harus dimiliki seorang supervisor,  juga  termasuk berindikasi seorang supervisor yang baik,  seorang supervisor yang baik yang penulis  maksudkan adalah, memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai proses pendidikan  dalam masyarakat, kepribadian  yang menyenangkan dan  kecakapan melaksanakan  human relation yang baik.  Dia haruslah oarng yang cinta pada anak-anak dan menaruh minat terhadap mereka dan masalah-masalah  belajar mereka. Kecakapan dalam menggunakan proses kelompok sangat   vital, dan dia harus cakap memimpin kelompok menurut  prinsip-prinsip demokratis, memiliki kecakapan  dan keteguhan hati untuk mengambil tindakan cepat terhadap keselahan-kesalahan yang telah diperbuatnya  untuk segera diperbaiki
    Supervisor yang baik selalu merasa dibimbing oleh penemuan-penemuan  yang telah didapat  dari hasil-hasil penelitian pendidikan  dan mempunyai kesempatan untuk menyatakan pendapat-pendapat  itu di dalam diskusi-diskusi  kelompok  dan pertemyan-pertemuan  perseorangan. Dia hendaknya merupakan pemimpin sumber dalam segala bidang  yang mengenai supervisi sekolah dan perbaikan pengajaran. Mungkin ia adalah seorang sepesialis dalam bidang tertentu, tetapi di samping itu ia pun harus dapat merupakan seorang generalis di dalam approach-nya terhadap keseluruhan program sekolah.
    Thomkins dan Backley menyatakan  kualitas penting bagi seorang supervisor  sebagai berikut : ” Memiliki intuisi yang baik, kerendahan hati, keramahan-keramahan, ketekunan, sifat humor, sebaran, dan sebagianya adalah ciri-ciri yang penting karena supervisi menyangkut hubungan antara oarng-orang.”
    Menurut Kimball Wiles : ” Seorang supervisor berusaha dengan persiapan kepemimpinan yang epektif di dalam staf. Untuk melaksanakan ini, ia harus selalu berusaha untuk memperbaiki/mengembangkan  sensitivitasnya terhadap perasaan-perasaan orang lain, untuk memperluas ketetapannya tentang anggapannya  terhadap pendapat kelompok  mengenai   hal-hal yang penting agar selanjutnya lebih dapat melaksanakan hubungan-hubungan  kerja sama yang kooperati, untuk berusaha mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi bagi dirinya sendiri, dan untuk lebih sering berhubungan dengan mereka di dalam kelompok yang bekerja dengannya.
    Dengan singkat, di samping harus memiliki ilmu administrasi dan memahami fungsi-fungsi administrasi dengan sebaik-baiknya, untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik seorang supervisor harus memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat seperti berikut :
1.    Berpengatahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada di bawah pengawasannya.
2.    Menguasai/memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap  lembanga atau bagian.
3.    Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang teknik-teknik kepengawasan, terutama human relation.
4.    Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konskkuen, ramah, dan rendah hati,
5.    Berkemauan keras, rajin beekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah digariskan/disusun

C.    Platform Sosialisasi Demokratis
1.    Tujuan utama pendidikan adalah agar setiap orang dapat berfungsi ditengah masyarakat
2.    Sekolah harus mampu mengatur dirinya sendiri sehingga pembelajaran dapat berlangsung terutama dalam konteks kemasyarakatan
3.    Pembelajaran akan lebih baik bila diterapkan dalam konteks kemasyarakatan
4.    para pendidik berdiri ditengah masyarakat dan kemudian memegang posisi otoritas yang khusus.
5.    para guru dan siswa akan lebih berguna menakala mereka bekerja dalam lingkup yang relatif kecil dan sebagai kelompok masyarakat yang relatif dalam otonomi.
6.    Kurikulum harusnya dikontrol dengan serangkaian outcome pembelajaran yang luas setiap tahunnya, tetapi komunitas pembelajaran harus memiliki otonomi yang luas dalam hal pencapaian otonomi ini.
7.    Kalau bisa, kominitas pembelajaran harus dilibatkan kedalam komunitas masyarakat yang lebih luas melalui keterlibatan orang tua dengan menggunakan komunitas masyarakat itu sebagai laboraterium dengan cara mendiskusikan berbagai masalah ditengah masyarakat dan dengan mempromosikan nilai-nilai pelayanan masyarakat.
    Pada prinsipnya, antara masyarakat  dan pendidikan (sekolah ) mempunyai hubungan  yang tak terpisahkan, kenapa tidak ?, karena, masyarakat dengan pendidikan saling membutukan antara satu dengan yang lain, apalagi pendidikan itu sendiri berada ditengah-tengah masyarakat, sehingga masyarakat mempunyai kewajiban untuk menjaga kelangsungan pendidikan, demikian juga sebaliknya bagaimana peranan  pendidikan memberikan kuntribusi kepada masyarakat, sehingga  kehadiran pendidikan ditengah-tengah masyarakat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat untuk  menyelesaikan segala persolan-persoalan yang sedang ia hadapi.
    Dalam makalah ini, perlu kiranya dijelaskan terlebih dahulu beberapa pandangan filosofis tentang hakekat ”pendidikan”  itu sendiri dan hakekat ”masyarakat”,  dan bagaimana hubungan anatara kedunya.
1.    Pendidikan adalah bagian yang integral dari masyarakat;  ia bukan merupakan lembaga yang terpisah  dari masyarakat.
2.    Hak hidup dan kelangsungan hidup pendidikan  bergantung pada masyarakat.
3.    Pendidikan adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam pendidikan.
4.    Kemajuan pendidikan dan kemajuan masyarakat saling berkorelasi; keduanya saling membutuhkan.
5.    Masyarakat adalah pemilik pendidikan; pendidkan ada karena adanya masayarakat memerlukannya.
    Betapa pentingnya hubungan pendidikan dan masyarakat itu, terutama di negara kita, dapat pula ditinjau dari sudut pandangan historis, sebagai berikut :
1.    Dari sejarah dapat diketahui bahwa pada zaman kolonial Belanda dahulu, pendidikan-pendidikan disekolah sengaja diisolasikan  dari kehidupan masyarakat sekitarnya.
2.    Dalam zaman kemerdekaan ini sekolah merupakan pendidikan  yang seharusnya mendidik generasi muda dan dihendaki hidup di masyarakat,. sehingga.
3.    Pendidikan haruslah merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai yang dikehendaki oleh masyarakat tempat pendidikan itu (sekolah) didirikan.
4.    Sebaliknya, masyarakat harus dan wajib membantu dan bekerja sama dengan pendidikan  (sekolah) agar apa yang diolah dan dihasilkan pendidikan  sesuai dengan apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh masyarakat.
5.    Dari sejarah pendidikan kita mengenal adanya arbeid school (sekolah kerja) seperti yang didirikan oleh Ovede Decroly di Belgia, sekolah kerja   yang didirikan  Kerschensteiner di Jerman, dan oleh John Dewey di Amirika Serikat, Semua itu merupakan usaha-usaha dari para ahli didik yang menunjukkan kepada kita betapa pentingnya pendidikan  itu harus berintegrasi  dengan masyarakat  untuk mencapai tujuan pendidikan yang benar-benar  sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat  yang selalu berkembang menuju kemajua.
6.    Pentingnya hubungan pendidikan (sekolah) dan masyarakat dapat pula dikaitkan derngan semakin banyaknya isyu  yang berupa kritik-kritik dari masyarakat tentang tidak sesuainya produk  pendidikan (sekolah) dengan  kebutuhan pembangunan, bahwa lulusan sekolah merupakan produk yang tidak siap pakai, semakain membengkaknya jumlah  anak putus sekolah  (dropouts), makin banyaknya pengangguran, dan sebagainya. Meskipun  hal-hal tersebut merupakan masalah yang kompleks, dan untuk memecahkan masalah-masalah itu bukan semata-mata merupakan tanggung jawab sekolah, dengan meningkatkan keefektifan hubungan  pendidikan dengan masyarakat beberapa masalah tersebut dapat diatasi.
    Mengenai tujuan hubungan pendidikan  dan masyarakat , T. Sianipar  meninjaunya  dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan pendidikan dan kepentingan masyarakat itu sendiri.
    Ditinjau dari sudut kepentingan pendidikan, pengembangan penyelenggaraan hubungan pendidikan dan masyarakat bertujuan untuk :
a.    Memelihara kelangsungan hidup pendidikan.
b.    Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan .
c.    Memperlancar proses belajar mengajar.
d.    Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam peengembangan dan pelaksanaan  program pendidikan.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masayarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan pendidikan adalahj untuk :
a.    Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spritual.
b.    Memperoleh bantuan pendidikan  dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
c.    Menjamin relevansi program pendidikan dengan kebutuhan masyarakat .
d.    Memperoleh kembali anggota-anggota masyarakat yang makin meningkat  kemampuannya.
Secara lebih kongkret lagi tujuan diselenggarakannya hubungan pendidikan dan masyarakat  adalah:
a.    Memperkenalkan  pentingnya pendidikan bagi masyarakat.
b.    Mendapatkan dukungan dan bantuan morel maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan pendidikan.
c.    Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program pendidikan.
d.    Memperkaya atau memperluas program pendidikan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
e.    Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan pendidikan dalam pendidik anak-anak.
Menurut Elsbree dan McNally,   Bermacam-macam tujuan seeperti dikemukakan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
a.    Untuk mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
b.    Untuk mempertinggi tujuan-tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
c.    Untuk mengembangkan pengertian, antusiasme masyarakat dalam membantu pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah.

D.    Platfrom Guru Urban
Pertama adalah kedisiplinan di mana anak-anak dapat belajar untuk memulai aturan, kontrol belajar mandiri dankontrol diri.
    Kedua adalah efektivitas, jangan melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya atau sia-sia ( to get something for nothing).
    Ketiga adalah didik kenaikan / ekspresif, mereka tidak hanya didik untuk bertutur baik seperti mengucap ”maaf”, ”tolong” dan ’terima kasih”, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mereka belajar menghormati orang lain karena mereka jug adalah manusia sama seperti dirinya, oleh karenanya pendidikan masa kanak-kanak adalah dengan cara menyibukkan mereka dengan ketiga aktifitas tersebut.

E     Platform Ekologi
1.    Realitas utama bukablah individu dan bukan pula masyarakat melainkan lingkungan (aecosphare).
2.    Budaya manusia dapat dipahami secara analogis dalam bayangan ekologi
3.    Individu tidak bisa berdiri di luar lingkungan budaya atau alamiah,bahkan individu harus melekat pada lingkungan budaya alamiah.
4.    Tujuan pendidikan sosial bukanlah semata-mata untuk mencapai kontrol teknis terhadap alam atau menguasai budaya demi pemenuhan kebutuhan instrumental tertentu, melainkan untuk mengatasi praktek-praktek sosial dan aturan-aturan sosial yang merusak lingkungan budaya dan alamiah tersebut.
5.    Pengetahuan bukanlah sesuatu yang dicapai atau dimiliki seseorang melainkan prestasi, warisan dan energi semua umat mnausia.
6.    Pengetahuan bukanlah sesuatu yang dicapai atau dimiliki seseorang melainkan perestasi, warisan dan energi semua umat manusia.
7.    Hubungan terhadap lingkungan dan budaya diketahui lewat pengalaman, menggunakan bahasa untuk menggambarkan hubungan-hubungan itu merupakan cara yang mengubah sekaligus menjelaskan.
8.    Ruang kelas itu sendiri mewakili suatu ekologi cultural yang artificial (palsu) yang mereduksi cara pandang remaja terhadap lingkungannya terhadap diri mereka sendiri dan terhadap sains dan rasionalitas.

F.      Dua Pandagan Tentang Pengetahuan dan Pembelajaran
Gee telah mengidentifikasi  dua hal penting yang mempengaruhi platform guru dan supervisor prespektif pertama dikembangkan oleh para peneliti ”project zero” (proyek nol) di Harvard yang memfokuskan pada bentuk pengetahuan dan skill yang ditemukan pada diri ”para ahli” atau para sarjana dan berbagai disiplin akademik. Usaha dari para peneliti di Harvard melanjutkan tradisi lama dalam  pendidikan yakni, bahwa tujuan pendidikan adalah untuk memperkenalkan generasi muda dasar-dasar disiplin akademik untuk menggiring mereka sedikit kepada tingkat ”ahli baru” pada tingkatan ini para siswa akan :
1.    Menunjukkan kemampuan berbicara dan menulis tentang kerangka konseptual atau sistem ide dilapangan misalnya matematika atau ekonomi
2.    Tahu dan mampu menggunakan inti metodologi penelitian atau produksi penegtahuan
3.    Mampu menjelaskan bermacam fungsi dari pengetahuan itu dapat dimanfaatkan
4.    Mampu menampilkan pengetahuan pada lapangan itu dalam berbagai bentuk (melalui grafik dan diagram, metafora, baratif, serta ungkapan tertulis).
Prespektif kedua berasal dari kerja para psikologi kognisi seperti Brown dan Camione dan Bereither dan Scadamtia, mereka berpendapat bahwa dalam dunia nyata, persoalan-persoalan begitu kompleks dan membutuhkan berbagai prespektif untuk dapat menangani persoalan tersebut, oleh karena itu diperlukan kerja team, sebab penanganan secara sendiri tidak akan berguna, misalnya suatu masayrakat ingin membersikan sampa kimiawi dari suatu pabrik hal ini diperlukan kerja team ahli. Dari sini para pendidik seharusnya,  pendekatan pembelajaran yang melibatkan para pelajar muda yang menggunakan metodologi yang disebut dengan jigsaw.

G.    Unsur-Unsur Umum Platform
1.    Tujuan pendidikan. diinginkan dan harus sesuai dengan teori pendidikan, dan sistem  persekolahan
2.    Disiplin akademis, dan pengetahuan yang objektif, harus dikuasai dalam rangka memahami dunia kerja, kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, disusun dalam sebuah kurikulum, kurikulum harus disusun, dan direkunstruksi sebaik mungkin untuk memperoleh produktifitas kerja.
3.    beberapa guru menekankan pelajaran kejujuran atau pemanfaatan fasilitas yang ada dan menyesuaikan dengan kondisi budaya yang ada.
4.    murid harus diarahkan dalam mengajar, peserta didik harus diarahkan dan dikelompokkan berdasarkan minat dan bakat yang mereka inginkan,
5.    sebuah kurikulum harus benar-beanar menyentuh akar kebudayaan dan diciptakan untuk menjawab tantang yang ada setelah peserta didik selesai. Kurikulum diciptakan agar peserta didik dapat produktif ditengah masyarakat dengan tidak meninggalkan akar-akar kebudayaan masyarakat yang dianutnya.
6.    guru adalah seorang pengajar, dan juga sebagai seorang karyawan yang harus mengembangkan diri dengan berlatih, belajar dan mengikuti diklat-diklat untuk meningkatkan profesionalismenya dalam pengajaran.
7.    ilmu mendidik, harus dikuasai oleh guru, mengajar membutuhkan pendekatan, guru harus menggunakan berbagai macam pendekatan kepada peserta didiknya, guru harus dapat mengembangkan pelajaran agar peserta didik, pendekatan yang digunakan harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan.
8.    menciptakan iklim sekolah yang segar, dan lebih menyenangkan, sekolah harus diciptakan dengan iklim kerja sama, dengan menggunakan metode bermain, peserta didik akan merasa lebih nyaman dan menyenangkan ketika ia belajar, dengan iklim yang sedemikian, ia akan lebih menghormati seorang guru dan akan menjadikan dirinya bangga terhadap sekolahnya.
9.    Guru memang harus paham dengan apa sebenarnya tujuan pendidikan sebenarnya. Seorang pendidik selalu menggunakan keputusan praktis untuk membuat sebuah keputusan, berasumsi sendiri, terhadap profesional mereka. Seorang guru yang baik sebaiknya memiliki platform kerjanya, yang dapat dievaluasi secara berkala.


H.     Platform Pengawas
Platform pendidikan hendaknya ada dalam proses formal pendidikan, sebaiknya guru harus memilikinya sendiri disana dirancang berbagai macam tujuan pendidikan, sasaran yang harus dicapai oleh guru dan tujuan mengarahkan peserta didik, semuanya dapat dinilai dan dievalusai secara baik. Ada beberapa kategori yang harus diperhatikan dalam platform pendidikan antara lain adalah :
1.    Tujuan (Gol) pengawas , Melaksanakan suatu tugas  atau kegiatan tanpa mengetahui dengan jelas tujuan dan sasran yang akan dicapai bearti pemborosan, perbuatan sia-sia, bahkan banyak orang yang terjebak dalam kegiatan atau aktifitas sibuk setiap hari akan tetapi tidak mengetahui apa  yang akan dicapai dari kesibukannya itu. Oleh karenanya memahami, menghayati dan mengarahkan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu titik tujuan sangat penting artinya bagi setiap orang, termasuk para pengawas pendidikan, Berdasarkan rumusan di atas maka, kegiatan supervisi pada dasarnya diarahkan pada hal-hal sebagai berikut :
1)    Membangkitkan dan merangsang semangat guru dan pegawai sekolah dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan baik.
2)    Mengembangkan dan mencari metode-metode belajar mengajar yang baru dalam proses pembelajaran yang lebih baik dan lebih sesuai.
3)    Mengembangkan kerja sama yang baik dan harmonis antara guru dengan siswa , guru dengan sesama guru , guru dengan kepala sekolah dan seluruh staf sekolah yang berada dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan.
4)    Berusaha meningkaykan kualitas wawasan dan pengetahuan guru dan pegawai sekolah dengan cara mengadakan pembinaan secara berkala, baik dalam bentuk work shop,seminar, in service training dan up grading.
2.    Proses Pengawasan
    Proses pengawasan harus dilakukan dengan berkomunikasi dengan guru yang bersangkutan, selain itu proses pengawasan dilakukan dengan terus menerus , dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, proses pengawasan dilakukan dengan tidak menyinggung guru, dilakukan dengan kerjasama bersama, dan gurupun harus mau mendengarkan masukan-masukan dari seorang pengawas, yang bertujuan untuk perbaikan guru dalam mengajar.
Semua yang disebutkan diatas dimaksudkan untuk memberikan pelayanan prima kepada personal yang berada dibawah tanggung jawab dan kewenangan para supervisor / pengawas yang bersangkutan. Adapun focus supervise adalah setting for learning , bukan pada seseorang atau sekelompok orang tetapi semua orang seperti guru, kepala sekolah dan pegawai sekolah lainnya. Mereka semua adalah mitra kerja pengawas yang sama-sama mempunyai tujuan pengembangan situasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan belajar-mengajar yang lebih baik.
Analisa unsur kunci dalam platform yang diuraikan yang  berkenaan dengan platform pendidikan, platform pendidikan ini terfokus pada keyakinan seseorang mengenai apa yang akan terjadi dalam suatu proses pendidikan atau supervisor. Supervisor dapat mengkolaborasikan platform pendidikannya sendiri, akan tetapi  ia menjadi lebih lengkap manakala sipervisor  tersebut menambah keyakinannya mengenai aktifitas supervisi. Dua kategori yang berknenaan dengan supervisi berikut mencakup tujuan  supervisi dan proses supervisi yang disenangi :
    1. Tujuan Supervisi
           Sebagian mengatakan bahwa tujuan supervisi adalah untuk menemukan kelemahan serta mendorong kompetensi, sebagian lagi mengatakan bahwa supervisi dalam konteks pembaharuan pendidikans sekarang harus bertujuan pada peningkatan prestasi siswa menurut tes-tes standar, jadi supervisor harus bekerja sama dengan  para guru guru agar pendidikan mereka sesuai dengan stadar kurikulum yang lain pula mengatakan bahwa supervisor berusaha memasukan semua guru pada sekolah agar bisa terfokus secara kolaboratif bagi peningkatan kualitas pembelajaran bagi semua siswa berdasarkan standar kurikulum dalam  negeri terlebih dahulu dan kemudian menurut panduan kurikulum setempat. Pandangan mengenai supervisi ini akan melibatkan pembelajaran yang dapat melibatkan setiap siswa dalam aktivitas pembelajaran yang berkualitas.
2.    Proses Supervisi yang disenangi
    Sebagian mengatakan bahwa agenda pembaharuan kebijakan negara menjadikan mereka tidak memilih tetapi melakukan pendekatan hirarkis dan otoritatif terhadap supervisi. Pada guru tidak berdasarkan tes-tes nasional melalui perhatian yang hati-hati terhadap standar-standar  kurikulum nasional.
Para supervisor harus memonitor setiap nilai tes guru dan menerapkan prosedur remedial terhadap para guru tersebut manakala siswanya memperoleh nilai dibawah standar. Ini berarti kontrol yang ketat terhadap pilihan perkembangan yang profesional yang hanya terfokus pada hal-hal yang secara langsung terkait dengan strategi-strategi untuk meningkatkan nilai tes siswa. Demikian pula , hal itu berarti menjadikan para guru sebagai sebuah kelompok dengan agenda pembaharuan pendidikan nasional.
Supervisor ini akan menyediakan sumber daya waktu,  keuangan dan keahlian pengembangan profsional untuk menopang para guru bekerjasama untuk mengembangkan protokol pengajaran yang responsive terhadap kebutuhan-kebutuhan siswa yang akan beragam sebab semuanya akan berusaha bersikap responsive terhadap panduan kurikulum nasional.
        Berdasarkan  SK Menpan No. 118/1996, tugas pokok supervisor adalah menilai dan membina teknis pendidikan dan administrasi pada satuan pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.
              Hal-hal yang berkaitan dengan teknis pendidikan meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, evaluasi dan kegiatan ekstrakurikuler. Dedangkan hal-hal yang berkaitan dengan teknis administrasi meliputi administrasi personal, administrasi material dan administrasi oprasional.
               Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang  supervisi teknis pendidikan  dan administrasi ada baiknya bila disimak uraian berikut :
1.    Superpisi teknis pendidikan
            Di atas telah  disinggung bahwa teknis  pendidikan mencakup kurikulum, PBM, evaluasi dan kegiatan ekstra kurikuler.
1)    Supervisi trhsdsp kurikulum.
   Dalam melaksanakan supervisi terhadap kurikulum, para supervisor/pengawas dapat menggunakan berbagai teknis supervisi. antara lain kunjungan sekolah, observasi kelas dan wawancara.
    Dalam kunjungan kesekolah, pengawas dapat melakukan wawancara dengan kepala sekolah tentang :
a.    Kelengkapan dokumen kurikulum, termasuk GBPP nya;
b.    kelengkapan buku paket (buku teks pokok dan buku-buku penunjang).
c.    Pemahaman kepala sekolah/kepada madrasah terhadap kurikulum yang berlaku.
d.    Bimbingan kepala sekolah terhadap guru tentang penjabaran kurikulum, dsb.
Dalam kunjungan kelas/observasi kelas, pengawas dapat melakukan pengamatan tentang :
a.    Kesiapan mengajar guru
b.    Kesiapan belajar siswa
c.    Penguasaan materi yang akan disajikan
d.    Kemapuan menggunakan berbagai metode belajar mengajar
e.    Kemampuan memanfaatkan sarana, alat dan media pembelajaran
f.    Kemampuan membuka  dan menutup pelajaran Kemampuan memotivasi belajar siswa
g.    Kemampuan  mengintegrasikan materi pelajar
i.    Sedangkan terhadap siswa, dapat damati hal-hal sebagai berikut :
b.    Kegairahan siswa dalam mengikuti pelajaran
c.    Keberanian siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat Kemapuan siswa menjawab pertanyaan guru
d.    Kemampuan siswa  untuk menyerap materi yang diberikan dan sebagainya
Setelah melakukan obsevasi kelas, pengawasan dapat melakukan wawancara dengan guru dan siswa. Wawancara dengan guru meliputi hal-hal :
a.    pemahaman guru tentang kurikulum yang berlaku
b.    berbagai pendekatan, metode dan teknis belajar-mengajar yang digunakan.
c.    sistem penilaian/evaluasi yang relevan, dsb
Wawancara dengan siswa mencakup hal-hal :
a.    suasana belajar-mengajar
b.    sikap guru dalam mengajar
c.    metodologi yang digunakan guru dalam proses belajar-mengajar
d.    kesempatan bertanya/mengemukakan  pendapat, dsb.
Kegiatan supervisi kurikulum yang disebutkan di atas merupakan kegiatan-kegiatan  pokok yang dapat dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut oleh para pengawas/supervisor.
2).    Supervisi terhadap proses belajar-mengajar.
    Dalam melakukan pengawasan/supervisi terhadap proses-belajar-mengajar- pengawas  mencermati hal-hal sebagai berikut;
a.    Persiapan mengajar guru, yang meliputi :
a)    analisis materi pelajaran (AMP), bila diperlukan
b)    Program satuan pelajaran
c)    rencana pengajaran/persiapan mengajar harian
d)    buku-buku yang digunakan
b.   Pelaksanaan kegiatan belajara-mengajar, yang meliputi:
a)    kegiatan pendahuluan;
b)    kegiatan inti;
c)    kegiatan penutup
c.   Pemanfaatan sarana/alat dan media pembelajaran, yang mencakup.

a)   sarana  pokok (buku teks/buku penunjang);
 b)   alat peraga (bila diperlukan)
c)    kondisi sarana yang ada, dan
d)     dampak alat bantu terhadap KBM.
b.    Kemasmpuan dalam mengembangkan
a)    pendekatan  belajar-mengajar

b)    metode belajar-mengajar

c)    teknis belajart-mengajar, dsb.

e.    Penilaian /evaluasi proses dan hasil belajar siswa:

d)    penilaian terhadap proses belajar;
e)    penilaian terhadap hasil belajar;
f)    feed back bagi guru.
    Kegiatan supervisi terhadap proses belajar-mengajar yang dikemukakan diatas merupakan kegiatan pokok yang dapat dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut oleh para supervisor yang bersangkutan.
3        Supervisor terhadap penilaian /evaluasi
Dalam melakukan supervisi terhadap evaluasi/penilaian, supervisor hendaknya mencermati hal-hal berikut :
a)   apakah penialain yang dilakukan guru sesuai dengan materi tujuan      yang ingin dicapai ?
b)  apakah penilaian yang dilakukan guru relevan dengan aspek yang ingin dicapai ?
c)   apakah butir-butir soal yang diajukan telah sesuai dengan tingkat perkembanagan siswa ?
g)    apakah guru memiliki buku pedoman penialai sebagai sumber ? dan sebagainya
4.        Supervisi terhadap kegiatan ekstra kurikuler
   Dalam melakukan  supervisi terhadap kegiatan ektra kurikuler, para supervisor hendaknya mengamati betul hal-hal berikut :
a)    apakah kepala sekolah senantiasa mendorong dilaksanakannya kegiatan ekstra kurukuler di sekolah tersebut;
b)    apakah dalam kegiatan ektra kurikuler itu hanya guru yang berperan dan mengabaikan peran serta siswa ?
c)    kegiatan ektra kurikuler apa saja yang dilaksanakan di sekolah tersebut?
d)    adakah dampak positif dari kegiatan ektra kurikuler dan apa pula kendala-kendala, dsb.
        Semua yang disebutkan diatas hendaknya dicatat oleh supervisor sebagai data dan baha informasi.
2          Supervisi Teknis Administrasi

        Dalam supervisi teknis administrasi secara garis besar mencakup administrasi personal, administrasi material dan adimiknistrasioprasional.   
1)         Supervisi administrasi persona.   
              Dalam melakukan kegiatan supervisi administrasi personil, para supervisor perlu mencermati hal-hal sebagai berikut :
(1)       Tentang kepala sekolah.
a.     Kepemimpinan kepala sekolah dalam memenage sekolah yang menjadi tanggung jawabnya;
b.    Job description  uraian tugas kepala sekolah ;
c.    Hubungan kepala sekolah dengan para guru, supervisor dan pegawai  tata usaha sekolah;
d.    Hubungan sekolah yang dipimpinnya  dengan sekolah  lain, BP3/POMG, dengan masyarakat, dengan intansi  pemerintah terkait, dll;
e.    Kemampuan kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan  di sekolah tersebut;
f.    Fasilitas dan kesejahtraaan  kepala sekolah, dsb.
(2)      Tentang pegawai tata usaha.
a.    Uraian tugas tata usaha sekolah, mulai dari kepala tata usaha sampai  dengan pesuruh sekolah;
b.    Akutansi data dan stastistik  sekolah pada setiap tahun ajaran.
c.    Fasilitas yang ada pata tata usaha.
d.    Pelayanan administrasi tata usaha sekolah terhadap kepada sekolah, supervisor dan siswa, seperti daftar gaji, daftar hadir, dll.
e.    Sistem kearsipan dan dokementasi sekolah.
f.    Sistem tata pertsuratan.
g.    Sistem pelaporan, daan sebagainya.
                   (3)    Tentang pelaporan, dan sebagainya.
a.    Latar belakang  pendidikan dan status guru.
b.    Persiapan mengajar guru dan program-program yang disusunnya.
c.    Fasilitas administratif yang dimiliki guru.
d.    Daftar hadir siswa.
e.    Data siswa pada kelas yang menjadi tanggung jawabnya. dsb.
    (4)    Tetang siswa.
a.    Buku teks pokok/buku wajib bagi siswa.
b.    LKS (lembaran kerja siswa)
c.    Pakaian seragam siswa.
d.    Disiplin dan tata tertib siswa.
e.    Organisasi siswa (OSIS)
f.    Keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan intra dan akstra kurikuler.
g.    Pengembangan bakat, minat dan kreatifitas siswa.
h.    Buku rapor.
i.    Fasilitas olah raga, kesenian dan ibadah siswa di sekolah, dan lain-lain.
    Gambaran di atas sekedar contoh yang dapat dikembangkan dan dijabarkan lebih lanjut oleh para supervisor dalam melaksanakan tugas-tugas supervisinya.
           3.       Supervisi administrasi material.
    Dalam melakukan kegiatan supervisi material, para supervisor perlu mencermati hal-hal berikut
1.        Tentang perlengkapan, yang mencakup
a.    Gedung sekolah dengan berbagai bangunan pendukungnya, seperti ruang belajar (kelas), ruang praktek ibadah. ruang perpustakaan, ruang laboratorium, aula, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah. dsb.
b.    Fasilitas/sarana yang dimiliki/harus dimiliki oleh sekolah, yang meliputi mesin tik/komputer, papan statistik, meja tulis filing cabinet, peralatan oleh raga  dan kesenian  perlengkapan  ibadah  (khusus yang beragama Islam), buku-buku, fasilitas listrik, air termasuk WC, Dll.
c.    Media pendidikan, yang antara lain terdiri atas usaha pembinaan komonikasi melalui majalah/brosur-berosur tentang perkoperasian, kesehatan sekolah, olah raga dan ksenian serta brosur-brosur yang bersifatkerohanian/keagamaan, dsb.
2.             Supervisi administrasi oprasional.
    Dalam melaksanakan kegiatan supervisi administrasi oprasional, para supervisor hendaknya mencermati dengan sungguh-sungguh hal-hal berikut :
a.    Pengembangan tri pusat pendidikan yang mencakup hubungan sekolah dengan keluarga dan masyarakat.
b.    Pembinaan dan pengembangan kegiatan keagamaan di sekolah, yang mencakup peringatan hari besar Islam, pesantren kilat dan ketakwaan pada bulan Ramadhan.
c.    Pembinaan dan pengembangan  siswa-siswi berbakat pada sekolah tersebut.
d.    Pembinaan dan pengembangan siswa-siswi berbakat pada sekolah tersebut.
e.    Pembinaan dan pengembangan keterpaduan materi pelajaran yang mencakup pendidikan agama dengan materi pe4lajaran lain.
f.    Penegembangan dan pembinaan organisasi siswa.
g.    Pemantapan inviromention programme (program yang berorientasi pada penciptaan lingkungan yang kondusif).
h.    Pengembangan dan pemantapan kegiatan sosial kemasyrakatan di sekolah dan lingkungan sekitar.
i.    Pengembangan program kerja sama dengan sekolah-sekolah lain yang sejenjang, dsb.
    Supervisi terhadap administarsi personil, materi maupun oprasionil pada dasarnya dilakukan oleh para supervisor dengan maksud agar pengelolaan/manajmen  sekolah semakin maju dan berkualitas. Oleh sebab itu pengembangan kerja sama dan koordinasi  dengan semua pihak terkait menjadi sangat penting. Tanpa kerja sama yang baik, sulit diharapkan hasil yang baik pula. Disinilah barangkali letak permasalahan  yang harus dipahami oleh setiap supervisor, yaitu bahwa menjalin kerja sama ternyata tidak mudah membelik telapak tangan, perlu waktu, kesabaran dan pengorbanan dalam membina kerja sama yang  baik itu. Sikap egoistis, masih merasa sebagai pejabat, otoriter, dean lain-lain, adalah sikap-sikap yang dapat menyulitkan supervisor dalam menjalin kerja sama  dengan para mitra kerja yang disebutkan di atas.

I.  Pendeakatan Klarifikasi Palatform
Pembuatan platform dan pengawasan harus dilakukan dengan bermusyawarah tidak dilakukan dengan sembunyi-sembunyi atau hasil dari rancangan sendiri, kurikulum yang diciptakan dari plaform harus mengolaboratifkan berbagai macam sarana dan prasarana, semuanya harus dirancang secara baik dan benar, dan disesuaikan dengan aktifitas masyarakat sekolah. Kurikulum tersebut harus dirancang secara baik dan berhati-hati dengan memperhatikan berbagai macam aspek yang telah ada.
Y.  Pendekatan Pengembangan Platform bidang pendidikan.

Didalam kerangka pengembangan staf, para pengawas harus dapat bekerja sama dengan guru secara baik dan benar, bagaimana seorang guru dapat mengkasifikasikan platform yang telah dibuatnya dengan merencanakan program-program pengajaran, seorang guru juga harus merencanakan platform pendidikan dengan melihat unsur-unsur yang telah disebutkan diatas.
Dengan platform tersebut diharapkan seorang guru dapat membuat sebuah teori baru terhadap materi-materi pelajaran yang diajarkan, dapat membuat sebuah praktek kepada peserta didik, proses yang dilakukan oleh guru harus benar-benar adanya kerja sama antara pengawas, guru, dan peserta didik.
Seorang guru dalam memberikan pengajaran juga harus memiliki strategi dalam pengajaran agar tujuan dari platform yang telah dibuatnya akan terlaksana secara maksimal karena sebelum mengadakan sebuah pengajaran seorang guru telah merencanakannya secara baik dan matang dengan melihat dan mempertimbangkan berbagai macam unsur-unsur, aspek budaya dan keadaan lingkungan sekolah.










BAB   III
PENUTUP
A.   Kesimpulan.

1.    Seorang    supervisor  adalah mengawasi kinerja guru terhadap perkembangan dan kemajuan siswa, karena itu usahanya berpusat pada peningkatan kemampuan profesinal guru dengan segala aspeknya, seperti perbaikan pendekatan metode dan teknis mengajar, perkembangan kurukulum, penggunaan  alat peraga/alat bantu pengajaran, perbaikan cara dan prosudur penilaian, penciptaan  kondisi yang kondusif di sekolah dan sebagainya.

2.    Seorang supervisor  tidak terlepas dari peranan guru dalam agenda  merestrukturiasi program-program yang ada disekolah. tindakan moral yang harus ditekankan adalah memberikan dukungan dan bantuan dalam praktek untuk menghasilkan sebuah karya. Dengan demikian seorang supervisor harus memiliki platfrom restrukturisasi agenda sekolah

3.    Seoarang. supervisor harus terampil dalam bekerja sama dengan para guru, untuk mendukung kebijakan yang kolektif, dengan cara kerja sama , dalam merancang siswa belajar aktif untuk mencapai


4.    Seorang supervisor,   harus berindikasi seorang supervisor yang baik,  seorang supervisor yang baik   adalah, memiliki pembawaan kecerdasan yang tinggi, pandangan yang luas mengenai proses pendidikan  dalam masyarakat, kepribadian  yang menyenangkan dan  kecakapan melaksanakan  human relation yang baik. 


5.    Seorang   supervisor   penemuan-penemuan selalu ada dari hasil-hasil penelitian pendidikan  dan mempunyai kesempatan untuk menyatakan pendapat-pendapat  itu di dalam diskusi-diskusi  kelompok  dan pertemuan-pertemuan  perseorangan, dan  dia hendaknya merupakan pemimpin sumber dalam segala bidang  yang mengenai supervisi sekolah dan perbaikan pengajara, dan ia. seorang sepesialis dalam bidang tertentu, tetapi di samping itu ia pun harus dapat merupakan seorang generalis di dalam approach-nya terhadap keseluruhan program sekolah.



















DAFTAR  PUSTAKA



Dr. Oemar Hamalik, Pendidikan Tenaga Kerja Nasional, Kejuruan, Kewiraswastaan dan manajme Practitianer,1983( New York : Basic Books)
Decker Walker, A Naturalistic Model for Curriculum Development, School Review, vol. 80. no. 1971.

Richard Hakman and Greg R. Oldham, Motivation Throught the Design of work : Test of a Theory , Organizational Behaviour and Human Performance, Vol. 16, 1976.

Tim Derektorat Jenderal, Pedoman Pengembangan  Acministrasi Supervisi Pendidikan, 2004 Jakarta Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembangaan Agama Islam
M. Ngalimin Purwanto, MP, Aministrasi Dan Supervisi Pendidikan, 1993 Bandung :Cet. 6, (Remaja Rosdakarya Offset-Bandung,).

T. Sianipar, Hubungan Sekolah dan Msyarakat” (Makalah Jurusan Administrasi Pendidikan  FIP_IKIP Jakarta  th).

M. Ngalimin Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan ,1974 Jakarta Penerbit Nasco,
Elsbree and McNally, Elementary  school  Administration  and  Suypervision ,1959 Ammerican Book Company,  New  York ,

Thomas J. Sergiovani, Supervision  A. Redefinition ( 2002  New York McGraw-Hill Higher Education) . pp.  71-72

Tugas Makalah

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
PENDIDIKAN
(Literatur dari internet)


Evaluasi dan Supervisi Pendidikan










Oleh :

MOH. JUFRI
NIM.P.m.1.206.0447

Dosen Pembimbing
PROF. DR. H. MUKHTAR, M. Pd


KONSENTRASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
IAIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar