PENDAHULUAN
Pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tukman, 198). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang bertul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelian merupakan pekerjaan yang tidah mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemaukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
Pembahasan makalah ini, supaya terarah, penulis membatasi ruang lingku pembahasan yaitu : pengertian masalah, sumber masalah, dan pengelolahan masalah.
BAB II
PEMBAHASN
A. Pengertian Masalah.
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan , antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
B. Sumber Masalah.
a) Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang yang biasanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang pendidikan. Hal itu pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang biasanya mengolah pendidikan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah. Orang biasanya menulis menggunakan mesin ketik manual harus diganti dengan computer, maka akan muncul masalah. Apapakah masalahnya sehingga perlu ada perubahan. Apakah masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu ada perubah menjadi sistem desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan ? Apakah masalahnya setelah terjadi perubahan.
b) Terdapat penyimpangan anatara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tetntu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal landas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah. Direncanakan dengan adanya penataran pengawasan melekat, maka akan terjadi penurunan dalam jumlah KKn, tetapi ternyata tidak sehingga timbul masalah. Dengan kebijakan MBS, kualitas pendidikan akan meningkat, tetapi ternyata belum terlihat. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
c). Adanya Pengaduan.
Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam Koran atau majalah yang mengadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak menggunakan jasa lembaga itu lagi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap suatu sekolah atau perguruan tinggi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengancara menganalisis isi pengaduan.
d). Adanya Kompetisi
Aadanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, Bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahaan Pos dan Giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada hand phone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-mil. Perusahaan kereta Api memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat telepon kabel, tetapi menjadi menjadi masalah setelah ada saingan telepon genggam (hand phone). Dalam pendidikan, Lembaga-lembaga pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul masalah setelah ada pergurung tinggi asing boleh berperasi di Indonesia.
Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM, harus ditujukan dengan data. Misalnya SDM misalnya, jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian oreang lain, atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date, lengkap dan akurat, Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada jumlah variable penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kalau penelitian berkenan dengan 5 variabel, maka data masalah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data, maka masalah yanag dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya.
C . Rumusan Masalah.
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun dekimian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
Kemudian dari pada itu, bahwa masalah harus dirumuskan dengan jelas dan ini dapat tercapai bila berusaha untuk merumuskan secara spesifik. Misalnya masalah “ Pengaruh metode mengajar terhadap anak” masih terlampau umum dan karena itu msamar-samar. Masalah itu akan lebih jelas bila misalnya dirumuskan sebagai “Pengaruh metode mengajar-belajar deng modul terhadap sikap kerjasama antara murid”. Di sini memperhatikan sikap tertentu yaitu sikap kerjasama di kalangan murid-murid. Jadi ada keinginan menyelidiki hubungan antara dua variable yaitu sikap kerjasama dan metode mengajar-belajar tertentu.
1. Bentuk-Bentuk Rumusab Masalah Penelitian
Seperti telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi. (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
a. Rumusan masalah Deskriftif.
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkeanan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih 9variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam pewnelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sample yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan dengan variabel yang lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dimanakan penelitian deskriptif.
Contojh rumusan masalah deskriptif :
1) Seberapa baik kinerja Departemen Pendidikan Nasional ?
2) Bagaimanakah sikaf masyarakat terhadap perguruang tinggi negeri Berbadan Hukum ?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajmen Berbasis Sekolah di Indonesia ?
4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah daerah di bidang pendidikan ?
5) Seberapa tinggi tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan ?
6) Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia ?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan penelitian kerkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri (bandingkan dengan nasalah komparatif dan asosiatif).
Peneliti yang bermaksud mengetahui kinerja Departemen pendidikan Nasional, sikap masyarakat terhadap perguruang tinggi berbeda hukum, efektivitas kebijakan MBS, tingkat produktivitas dan keuntungan financial Unit Produksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan; minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia adalah contoh penelitian deskriptif.
b. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.
1) Adanya perbedaan prestasi belajar antara murid dari sekolah negeri dan swasta ? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sample yaitu sekolah negeri dan swasta)
2) Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di kota dan Desa ? (satu variabel dua sample).
3) Adakah perbedaan, motivasi belajar dan hasil belajar antara murid yang berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang ? (dua variabel tiga sample).
4) Adakah perbedaan kompetensi profesianal guru dan kepala sekolah antara SD, SMP, dan SLTA. (satu variabel untuk dua kelompok, pada tiga sample).
5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayanan toko yang berasal dari sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas.
6) Adakah perbedaan produktivitas karya ilmiah antara Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta (satu variabel dua sampel).
c. Rumusan Masalah Asosiatif
Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan nyaitu : hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaktif/reciprocal/timbale balik .
1. Hubungan Simetris.
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun intektif, contoh rumusan masalahnya adalah sdebagai berrikut:
a) Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap murid sekolah ? (Variabel pertama adalah penjualan es dan ke dua adalah kejahatan). Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan bukan karena es yang terjual. Mungkin logikanyaadalah sebagai berikut. Pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat murid-murid banyak yang paknik ke tempat wisata. Karena banyak murid yang piknik maka di situ banyak kejahatan.
b) Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlah anak ?
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpin sekolah?
d) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah murid sekolah ?
e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan jumlah penduduk yang sekolah?
2. Hubungan Kausal.
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independent (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi), contoh :
a). Adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi-prestasi belajar anak ? (pendidikan orang tua variabel independent dan prestasi belajar variabel dependen.
b). Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadap kecepatan lulusan memperoleh pekerjaan ? (kepemimpinan variabel independent dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel dependen.
c). Seberapa besar pengaruh tata ruang kelas terhadap efesensi pembelajaran di SMA.
d). Seberapa besar pengaruh kurikulum media pendidikan daan kualitas guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah ? (kurikulum, media dan kualitas guru sebagai variabel inderpenden dan kualitas SDM seabagai variabel dependen)
3. Hubungan Interraktif/resiprocat/timbale balik.
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di sisni tidak diketahui mana variabel independent daan dependen, contoh :
(a). Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD di kecamatan A. Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengeruhi prestasi tetapi juga prestasi dapat memepengaruhi motivasi.
(b). Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Kecerdasan dapat menyebabkan kaya. Demikian juga orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi.
C. Pengelohan Masalah.
Berkenaan dengan masalah yang telah kita pilih perlu diadakan pemikiran lebih lanjut antara lain :
a. Analisis masalah.
Suatu masalah perlu dianalisis dalam sejumlah bagian atau sub masalah yang dapat dirumuskan dalam bemntuk kalimat pernyataan atau pertanyaan. Analisis ini akan lebih meperjelas tujuan dan ruang lingkup masalah yang akan diteliti. Di samping itu analisis itu dapat pula memberi petunjuk tentang metode penelitian yang serasi untuk memperoleh data yang relevan.
b. Pembahasan masalah.
Analisis masalah juga membetasi ruang lingkup masalah. Di samping itu masih perlu dinyatakan secara khusus batas-batas masalah agar peneliotian lebih terarah. Lagi pula dengan demikian kita peroleh gambaran yang jelas , apabila penelitian itu dapat dianggap selesai dan berakhir .
c. Kedudukan masalah.
Jika tentang masalah itu telaha ada dilakukan penelitian sebelumnya, kita wajib mempelajarinya melalui bacaan. Untuk itu kita harus berusaha memperoleh bacaan itu dari berbagai sumber dan perpustakaan.Berdasarkan bacaandapat dikemukakan kedudukan penelitian dalam rangkaian penelitian yang telah dilakukan di dalam maupun di luar negeri. Pada saat itu dapat memberikan uraian singkat tentang hasil-hasil penelitian yang telah ada untuk mrnunjukkan kedudukan tesis sebagai lanjutan p-enelitian, jadi bukan merupakan duplikasi. Ringkasan tentang penelitian yang lampau harus singkat, cukup satu atau beberapa kalimat tentang tiap penelitian. Dari studi literatur dapat belajar tentang kebaikan dan kekurangan metode penelitian lain.
d. Corak penelitianb.
Perlu diberi penjelasan tentang corak penelitian, apakah bersifat deskriptif, survey, case study, eksperimen atau kombinasi berbagai jenis penelitian itu .
e. Asumsi-asumsi.
Bisa pula diberikan asumsi-asumsi yang digunakan dalam tesis itu. Tiap penelitian memerlukan asumsi-asumsi, yanag diterima sebagai suatu yang benar tanpa pembuktian. Geometri Euclides misalnya menerima asumsi bahwa garis paling pendek antara dua titik adalah garis lurus. Atas dasar itulah dibangun seluruh geometri Euclides itu.
Demikian pula tiap tesis memerlukan asaumsi atau anggapan dasar misalnya bahwa pendidikan dipengaruhi oleh factor sosial ekonomi, moral, dan politik, bahwa ada hubungan antara hasil tes dengan tinggi intelegensi, dan seabagainya. Namun ada kalanya kebenaran itu perlu dipertimbangkan masak-masak sebelum menentukan asumsi-asumsi apa yang digunakan dalam penelitian .
f. Pentingnya pebelitian.
Penelitian dilakukan sebab dirasa penting dan ada meknanya, yang bersifat teoritis maupun praktik. Perlu diuraikan apa alasan-alasan, sehingga merasa penting di adakan penelitian.
g. Istilah-istilah
Istilah-istilah, kata-kata, atau pengertian-pengertian yang penting atau yang digunakan dengan makna tertentu harus diberi batasannya agar jangan timbul tafsiran yang bermacam-macam. Dalam keseluruhan penelitian itu istilah harus digunakan dengan arti yang sama. Menggunakan istilah tertentu dengan makna yang sama. Menggunakan istilah tertentu dengan makna yang berbeda-beda menimbulkan kesalapahaman. Untuk merumuskan batasan istilah-istilah, dapat mengunakan kamusyang cukup lengkap, kamus istilah ilmiah atau rumusan oleh peneliti atau pengarang tertentu. Dalam hal ini kita rasakan kekurangan akan buku-buku referensi yang blengkap.
Akan tetapi sering kali kamus-kamus juga tidak sanggup menjelaskan arti istilah-istilah yang digunakan dalam berbagai ilmu pengetahuan apa lagi menurut arti yang diberikan kepada istilah-istilah tesis atau desertasi . Untuk itu perlu diberi definisi sendiri yang sering dirumuskan secara oprasional.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mernegenai istilah .
a). Arti istilah dapat berubah dengan berkembangnya ilmu pengetahuan. Membaca buku ilmiah dari seratus yang lampau akan menimbulkan kesulitan karena istilah-istilah pada waktu itu telah jauh berbeda dengan sekarang.
b). Istilah itu lahir berdasarkan pengalaman dan istilah melambangkan pengalaman itu. Itu sebabanya maka istilah asing sering sukar dan kadang-kadang tidak dapat diterjemahka. Demikian pula istilah-istilah yang diciptakan oleh ilmuawan berdasarkan penelitiannya sukar dipahami oleh orang awam.
c). Istilah sering bermacam-macam artinya. Penjelasan diperlukan bila istilah yang sama dipakai di samping secara ilmiah juga dalam arti sehari-hari. Ilmu pengetahuan sering mengambil istilah dari bahasa sehari-hari untuk digunakan dalam ilmu peengetahuan dengan arti yang khusus.
d). Berbagai istilah dapat digunakan untuk gejala yang sama, demikian pula istilah yang sama dapat digunakan untuk berbagai gejala.
Itulah sebabnya istilah yang melabangkan konsep senantiasa perlu diperjelas, dirumuskan. Dalam tiap ujuan timbul pertanyaan tentang makna suatu istilah atau konsep. Istilah yang kabur menimbulkan tafsiran yang salah atau yang berbeda-beda dan dengan senddirinya akan mempersulit komonikasi.
BAB III
P E N U T U P
A. Kesimpulan.
Setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang bertul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelian merupakan pekerjaan yang tidah mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemaukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
B. Saran.
Di dalam pengupasan makalah yang sangat sederhana ini, besar kemungkina, telah terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan, baik pengetikan, penggunaaan bahasa, teknis penulisan, maupun isi makalah, oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kepada semua pihak, baik bapak Dosen pembimbing, maupu teman-teman mahasiswa PPS untuk menyempurnakan, sehingga berguna bagi penulis untuk menyempurnakan dalam penulisan makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka
Emory, Business Research Methods, Richard D. Irwin Inc. 1985).
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif , dan R&D), (Cet. 3, Penerbit Alfabeta Bandung, 2007).
Prof. Dr. S. Nasution, MA. Metode Research (Penelitian Ilmiah), (Cet. 7, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2004).
M a k a l a h
APA ITU MASALAH
Dipresentasikan pada Diskusi Mata Kuliah
METODE PENELITIAN
Oleh :
MOH. JUFRI
NIM.P.m.1.206.0447
Dosen Pembimbing
PROF. DR. H. LIAS HASIBUAN, MA
KONSENTRASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
IAIN SULTHAN THAHA SYAIFUDDIN JAMBI
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar