Jumat, 13 Januari 2012

Hikmah : Mempersiapkan Bekal Akhirat Bekal

Oleh : Drs. H. Moh. Jufri

Sebuah kata bijak menyebutkan, ”Orang yang gagal dalam perencanaan, maka ia telah merencanakan kegagalan.”
Seseorang yang hendak melakukan perjalanan dan bakal menetap beberapa hari di tempat yang dikunjungi, tentu mempersiapkan segala keperluan agar pada saatnya nanti tak menemui kendala.
Bila ditarik garis korelasi antara perjalanan itu dan kehidupan di dunia, ada persamaan di antara keduanya: berlangsung singkat dan punya tujuan. Seseorang tak akan menempuh perjalanan jauh bila tidak memiliki tujuan, dan tidak bisa disebut hidup hakiki baginya bila tak punya tujuan hidup.
Hidup di dunia tak selamanya lempang, ada kalanya naik dan turun. Ada saat bahagia dan sedih. Itu berlaku bagi semua orang. Hanya saja, yang membedakan adalah sikap dan cara pandang. Sikap muncul dari pemahaman dan berakhir dengan tindakan.
Rasulullah SAW berpesan bagaimana bersikap terhadap dunia, ”Hiduplah di dunia layaknya orang asing atau orang yang menyeberangi jalan.” (HR Bukhari).
Lalu, apa bekal dan persiapan untuk akhirat yang lebih jauh dari sekadar perjalanan di dunia? Memang, kehidupan akhirat masih samar-samar (khafiy) dalam nalar dan pandangan. Tapi, tak berarti harus menafikan dan mengingkarinya.
Alquran telah menjelaskan, setelah kehidupan dunia akan datang kehidupan yang sebenarnya. ”Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut [29]: 64).

Dan bekal untuk akhirat berbeda dengan bekal perjalanan di dunia. Kekayaan dan jabatan tidak menjamin kehidupan bahagia di akhirat. Seluruhnya akan terputus, lepas dengan sendirinya bersama tibanya kematian.
Hanya amal dan ketakwaan yang akan mengiringi seseorang menuju alam tiada berujung. Takwa bersifat immateri dalam hati seorang Muslim. Ia membimbingnya untuk selalu dekat dengan Allah SWT dalam setiap gerak langkah, sehingga dapat menjauhkan diri dari segala perbuatan dosa.

”Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (Qs Albaqarah [2]: 197).
Rasulullah SAW mempertegas dalam hadisnya yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, ”Ada tiga hal yang mengikuti kepergian jenazah, yaitu keluarga, harta, dan amalnya. Dua di antaranya akan kembali, hanya satu yang tetap menyertainya. Keluarga dan hartanya akan kembali, sedangkan yang tetap adalah amalnya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar