Jumat, 13 Januari 2012

Hikmah dibalik penyakit, kemelaratan, dan bencana alam.

Penulis : Drs. H .Moh. Jufri


Assalamu’alaikum saudara dan saudariku.
Apapun yang di turunkan Allah kepada kita, sudah pasti ada makna yang terkandung buat kita, asalkan kita mau memikirkannya. Nah sekarang apa makna yang terkandung dibalik penyakit, kemelaratan, dan kesengsaran yang ditimpakan Allah kepada kita hambaNya?
Coba kita renungkan, apa makna yang terkandung dibalik cobaan dari Allah itu untuk kita? Apakah itu adalah sebuah sinyal atau teguran buat kita, supaya kita tetap tunduk dan merendahkan hati, dan memohon ampun kepadaNya? Nah sekarang mari kita kaji lebih dalam.
Allah berfirman dalam AlQur’an:
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan, dan kemelaratan, supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (Surat Al An‘aam :42)
Kalau kita renungkan makna yang terkandung dari ayat diatas, sesungguhnya penyakit, kemelaratan, dan bencana alam, adalah ujian dari Allah. Dan dengan ujian itu jugalah Allah mencurahkan perhatian, dan kasih sayangNya kepada kita.
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya pahala yang paling besar didapatkan melalui cobaan yang besar pula. Kalau Allah mencintai seseorang, pasti Allah akan memberikan cobaan kepadanya. Barang siapa yang ridho menerima cobaanNya, maka ia aman menerima keridhoan Allah. Dan barang siapa yang kecewa menerimanya, niscaya ia akan menerima kemurkaan dari Allah.” ( Hadits riwayat At Tirmidzi)
Selanjutnya Rasulullah bersabda:
“Kalau Allah menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, maka Allah akan memberikan siksaanNya secara lebih awal di dunia saja.” (Hadits riwayat At Tirmidzi)
Siapa saja yang mencermati perjalanan hidup para Nabi dan Rasul, sebagai orang yang di cintai oleh Allah, pasti akan mendapatkan bahwa perjalanan hidup mereka penuh dengan cobaan yang berat, tapi para Nabi dan Rasul itu, menerimanya dengan sabar dan tawakal kepada Allah.

Rasulullah bersabda:
Orang yang paling berat cobaannya adalah para Nabi, baru di ikuti oleh orang yang di bawah kedudukan mereka secara berurutan. Seorang hamba akan mendapat cobaan sesuai dengan kadar keimanannya…. (Hadits riwayat At Tirmidzi).
Dengan kekuatan iman kepada Allah itulah, para Nabi dan Rasul, menganggap cobaan itu sebagai kenikmatan. Penyakit dan kesusahan itu mereka rasakan sebagai kabar gembira. Mungkin dengan penyakit dan ke susahan itu, Allah membuat mereka tetap dalam keadaan sadar, supaya mereka tidak terlena dengan kenikmatan dunia yang menipu, dan supaya tidak terlepas ingatan mereka dari mengingat Allah.
Begitulah cara Allah mencintai hambanya. Dengan penyakit, kemelaratan, kesengsaraan, dan bencana alam itu, Allah mengetuk hati setiap hambanya untuk selalu ingat kepadaNya.
Begitu juga dengan kita manusia biasa, kalau kita di timpa penyakit, kemelaratan, kesengsaraan, dan bencana alam, mari kita berbaik sangka kepada Allah, mungkin dengan semua ujian itu, Allah juga lagi mengetuk hati kita, untuk selalu ingat dan dan memohon ampun kepadaNya dengan merendahkan hati.
Mungkin dihari-hari sebelumnya kita sebagai hambaNya, begitu sibuk mengurus dunia yang melenakan, sehingganya kita tidak sempat dan merasa tidak perlu berdo’a, shalat tahajjud, shalat duha, bahkan shalat wajib. Dan kita merasakan, apa saja yang kita dapatkan semata-mata karena kepintaran dan kerja keras kita.
Akhirnya, Allah Yang Maha Kuasa, menegur kita dengan sedikit bencananya. Mungkin bencana itu berupa penyakit, kemelaratan, dan kesengsaraan. Atau bahkan mungkin, itu berupa bencana alam seperti kebakaran, banjir, angin puting beliung, gempa bumi, tsunami dan lain-lain sebagainya.
Kemudian bagi hamba Allah yang merasakan ujian itu sebagai panggilan Robnya, ia akan menyungkur sujud dengan penuh rasa takut dan penyesalan, bahkan ia akan minta ampun kepada Allah dengan berlinangan air mata.
Dia meyakini firman Allah dalam Al Qur’an:
“Kebaikan apapun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apapun yang menimpamu, itu dari kesalahan dirimu sendiri….”(Surat An Nisa:79)
Ia akan berdo’a:
“Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami, niscaya kami termasuk orang yang merugi”. (Surat Al Araaf:23)
Ya Tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap orang yang kafir. (Surat Al Baqoroh:286)
Tapi bagi hamba Allah yang tidak memahami hikmah dibalik ujian itu, maka Allah akan memberikan kesenangan sesaat kepadanya, kemudian Allah akan mengazab mereka dengan sekonyong-konyongnya sehingganya mereka terdiam dan berputus asa.
Allah berfirman dalam Al Qur’an:
“Maka mengapa mereka tidak memohon ampun (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka sekonyong-konyongnya, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”.
Maka orang yang zalim itu di musnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. (Surat Al An’aam:43,45)
Mudah-mudahan kita tergolong orang yang terhindar dari murka Allah ini, Mudah-mudahan kita tergolong orang yang cepat memahami hikmah dibalik ujian dari Allah, dan senatiasa tidak merasa berat untuk minta ampun kepada Nya setiap saat (red istigfar). Kemudian senantiasa berbuat baik, belajar memaafkan kesalahan orang lain, belajar menahan amarah (hawanafsu), dan berinfak di waktu lapang dan sempit . Amin ya Robbal ‘alamin.
Allah berfirman dalam Al Qur’an:
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa,
(Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang dan sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikkan,
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.
Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang yang beramal. (Surat Ali Imran: 133-136)

Maha benar Allah dengan segala firmanNya.
Yang benar datangnya dari Allah, sedangkan yang salah dari penulis sendiri. Maka dari itu mohon di bukakan pintu maafnya jika terdapat salah dalam kata dan penulisan.
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhu



Tidak ada komentar:

Posting Komentar