-
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ: اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى، وَ اَنَا مَعَهُ حَيْ...
-
Anak adalah amanah Allah SWT kepada ayah dan ibunya, oleh karena tiu harus senantiasa dipelihara, dididik dan dibina dengan sungguh-sun...
-
Firman Allah SWT : ... وَ لاَ تَايْئَسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللهِ، اِنَّه لاَ يَايْئَسُ مِنْ رَّوْحِ اللهِ اِلاَّ اْلقَوْمُ اْلكفِرُوْنَ ...
-
عَنْ عَبْدِ اْلعَزِيْزِ (وَ هُوَ ابْنُ صُهَيْبٍ) قَالَ: سَأَلَ قَتَادَةُ اَنَسًا: أَيُّ دَعْوَةٍ كَانَ يَدْعُوْ بِهَا النَّبِيُّ ص اَكْ...
-
Untuk mendatangkan atau menjalankan " qiyas " orang harus mengerti dan memegangi rukun-rukunnya dan syarat-syaratnya, yang ...
-
Haram mendatangi dukun, tukang ramal, tukang sihir, menganggap sesuatu penyebab kesialan, dan memakai jimat. Hadits-hadits Nabi SAW :...
-
Berburu Dalam Islam 1. Syarat-syarat berburu : a. Dalam masalah "berburu", disyariatkan bahwa si pemburu adalah orang Is...
-
Fungsi As-Sunnah/Al-Hadits Telah diketahui dan diyakini oleh segenap ummat Islam, bahwa Nabi Muhammad SAW itu diutus sebagai " m...
-
Sejak kaum musyrikin Quraisy mendapat kekalahan pada perang Badr, yang nyata-nyata menjatuhkan kebangsaan mereka, sehingga banyak kepala...
-
TERORISME DALAM PANDANGAN AGAMA ISLAM Disampaikan oleh : Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukina Dalam pengajian ICMI Orsat Surakarta Jum...
Taubat
kepada Allah
Nabi
Pernah bersabda " Setiap keturunan Adan punya kesalahan, sebaik
baik orang yang salah adalah segera Taubat ( mengakui kesalahannya"
Firman
Allah SWT :
قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ
تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا،
اِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. وَ اَنِيْبُوْا اِلى رَبّكُمْ وَ اَسْلِمُوْا
لَه مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُوْنَ. وَ
اتَّبِعُوْا اَحْسَنَ مَا اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مّنْ رَبّكُمْ مّنْ قَبْلِ اَنْ
يَّاْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَّ اَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُوْنَ. الزمر:53
Katakanlah,
"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguh-nya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum
datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah
sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak
menyadarinya,
[QS. Az-Zumar : 53-55]
Hadits Nabi tentang taubat kepada Alloh
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: قَالَ اللهُ
عَزَّ وَ جَلَّ: اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى، وَ اَنَا مَعَهُ حَيْثُ
يَذْكُرُنِى، وَ اللهِ، َللهُ اَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ اَحَدِكُمْ يَجِدُ
ضَالَّتَهُ بِاْلفَلاَةِ، وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ شِبْرًا تَقَرَّبْتُ اِلَيْهِ
ذِرَاعًا، وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ اِلَيْهِ بَاعًا، وَ
اِذَا اَقْبَلَ اِلَيَّ يَمْشِى اَقْبَلْتُ اِلَيْهِ اُهَرْوِلُ. مسلم و اللفظ له و البخارى بنحوه
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
Allah 'Azza wa Jalla berfirman, “Aku menurut persangkaan hamba-Ku kepada-Ku, dan
Aku selalu bersamanya di mana saja ia mengingat-Ku”. (Nabi SAW
bersabda), “Demi Allah, sesungguhnya Allah lebih senang terhadap taubat
hamba-Nya daripada seseorang dari kalian mendapatkan kembali barang-barangnya
yang hilang di padang
pasir”.
(Allah berfirman), “Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku satu
jengkal, Aku akan mendekat kepadanya satu hasta. Dan apabila dia mendekat
kepada-Ku satu hasta, Aku akan mendekat kepadanya satu
depa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku
akan datang kepadanya dengan berlari”.
[HR. Muslim dan Bukhari seperti itu].
عَنْ يَزِيْدَ بْنِ نُعَيْمٍ قَالَ: سَمِعْتُ اَبَا ذَرٍّ اْلغِفَارِيَّ
رض وَ هُوَ عَلَى اْلمِنْبَرِ بِاْلفُسْطَاطِ يَقُوْلُ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص
يَقُوْلُ: مَنْ تَقَرَّبَ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ شِبْرًا تَقَرَّبَ اِلَيْهِ
ذِرَاعًا، وَ مَنْ تَقَرَّبَ اِلَيْهِ ذِرَاعًا تَقَرَّبَ اِلَيْهِ بَاعًا، وَ مَنْ
اَقْبَلَ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ مَاشِيًا اَقْبَلَ اِلَيْهِ مُهَرْوِلاً، وَ
اللهُ اَعْلَى وَ اَجَلُّ، وَ اللهُ اَعْلَى وَ اَجَلُّ، وَ اللهُ اَعْلَى وَ
اَجَلُّ. احمد و الطبرانى و اسنادهما حسن
Dari
Yazid bin Nu’aim, ia berkata : Saya pernah mendengar
Abu Dzar Al-Ghifari berkhutbah di atas mimbar ketika di kota Fusthath, ia
berkata : Saya mendengar Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang mendekat kepada
Allah ‘Azza wa Jalla sejengkal, Dia akan mendekat kepadanya sehasta. Barangsiapa
mendekat kepada-Nya sehasta, Dia akan mendekat kepada
hamba itu sedepa. Barangsiapa yang datang kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan berjalan, Allah akan mendekat kepada hamba
itu dengan berlari. Dan Allah Maha Tinggi dan Maha
Mulia. Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia. Allah Maha Tinggi dan Maha Mulia”.
[HR. Ahmad dan Thabrani dan sanad kedua-duanya
hasan].
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ:
اَلتَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لاَ ذَنْبَ لَهُ. ابن ماجه و الطبرانى
Dari
‘Abdullah bin Mas’ud RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Orang yang bertaubat
dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa”.
[HR. Ibnu Majah dan Thabrani]
عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيْلِ قَالَ: قُلْتُ ِلاَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض: اَ
قَالَ النَّبِيُّ ص: النَّدَمُ تَوْبَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. ابن حبان فى صحيحه
Dari
Humaid Ath-Thawil ia berkata : Saya pernah bertanya
kepada Anas bin Malik RA, “Apakah Nabi SAW pernah bersabda bahwa penyesalan itu
adalah taubat ?”. Ia menjawab, “Ya”.
[HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَعْقِلٍ قَالَ: دَخَلْتُ اَنَا وَ اَبِى عَلَى
ابْنِ مَسْعُوْدٍ رض فَقَالَ لَهُ اَبِى: سَمِعْتَ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ:
النَّدَمُ تَوْبَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
‘Abdullah bin Ma’qil ia berkata : Saya dan ayah saya
pernah datang kepada Ibnu Mas’ud RA, lalu ayahku bertanya kepadanya : Apakah
kamu pernah mendengar Nabi SAW bersabda “Penyesalan itu adalah taubat ?”. Ia menjawab, “Ya”.
[HR. Al Hakim, ia berkata, shahih
sanadnya]
عَنْ عَائِشَةَ رض عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص قَالَ: مَا عَلِمَ اللهُ مِنْ
عَبْدٍ نَدَامَةً عَلَى ذَنْبٍ اِلاَّ غَفَرَ لَهُ قَبْلَ اَنْ يَسْتَغْفِرَهُ
مِنْهُ. الحاكم
Dari
‘Aisyah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Tidaklah seorang hamba
menyesali atas suatu dosa, melainkan Allah mengampuninya sebelum ia mohon ampun
kepada Allah dari dosanya itu”.
[HR. Hakim].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: وَ الَّذِى نَفْسِى
بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوْا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ، وَ لَجَاءَ بِقَوْمٍ
يُذْنِبُوْنَ، فَيَسْتَغْفِرُوْنَ اللهَ، فَيَغْفِرُ لَهُمْ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Demi Tuhan yang jiwaku di
tangan-Nya, seandainya kamu sekalian tidak punya dosa, tentu Allah akan
melenyapkan kamu sekalian, kemudian mendatangkan kaum yang berdosa, lalu mereka
itu memohon ampun kepada Allah, maka Allah mengampuni mereka”.
[HR. Muslim].
عَنْ عِمْرَانَ بْنِ اْلحُصَيْنِ رض اَنَّ امْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ
اَتَتْ رَسُوْلَ اللهِ ص، وَ هِيَ حُبْلَى مِنَ الزِّنَا، فَقَالَتْ: يَا رَسُوْلَ
اللهِ، اَصَبْتُ حَدًّا فَاَقِمْهُ عَلَيَّ، فَدَعَا نَبِيُّ اللهِ ص وَلِيَّهَا
فَقَالَ: اَحْسِنْ اِلَيْهَا، فَاِذَا وَضَعَتْ فَأْتِنِى بِهَا، فَفَعَلَ،
فَأَمَرَ بِهَا نَبِيُّ اللهِ ص: فَشُدَّتْ عَلَيْهَا ثِيَابُهَا. ثُمَّ اَمَرَ
بِهَا فَرُجِمَتْ، ثُمَّ صَلَّى عَلَيْهَا، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: تُصَلِّى
عَلَيْهَا يَا رَسُولَ اللهِ وَ قَدْ زَنَتْ؟ قَالَ: لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ
قُسِّمَتْ بَيْنَ سَبْعِيْنَ مِنْ اَهْلِ اْلمَدِيْنَةِ لَوَسِعَتْهُمْ، وَ هَلْ
وَجَدْتَ اَفْضَلَ مِنْ اَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا ِللهِ عَزَّ وَ جَلَّ؟.
مسلم
Dari
‘Imran bin Hushain RA, bahwasanya ada seorang perempuan dari suku Juhainah
datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan hamil karena berzina, lalu ia berkata, “Ya Rasulullah, saya telah melakukan suatu
perbuatan yang menyebabkan hukuman hadd, maka laksanakanlah hukuman itu
kepadaku”. Kemudian Rasulullah SAW memanggil walinya dan bersabda, “Berbuat
baiklah kepadanya, dan apabila wanita itu telah melahirkan maka bawalah ia
kepadaku”. Kemudian walinya itu melaksanakannya. Kemudian Nabi SAW memerintahkan supaya wanita itu dirajam.
Lalu baju wanita tersebut dirapikan kemudian Nabi SAW memerintahkan supaya
hukuman dilaksanakan, maka wanita itupun dirajam. Kemudian
Nabi SAW menshalatkan janazah wanita tersebut. Maka Umar bertanya kepada
beliau, “Apakah engkau menshalatkannya, ya Rasulullah, sedangkan dia telah berzina ?”. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh wanita itu
telah bertaubat dengan taubat yang apabila dibagi-bagikan kepada tujuh puluh
orang penduduk Madinah ini, niscaya akan mencukupi kepada mereka semua. Apakah
kamu pernah mendapatkan yang lebih baik dari pada seorang wanita yang
menyerahkan dirinya kepada Allah ‘Azza wa Jalla
?”.
[HR. Muslim].
عَنْ شُرَيْحٍ هُوَ ابْنُ اْلحَارِثِ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلاً مِنْ
اَصْحَابِ النَّبِيِّ ص يَقُوْلُ: قَالَ النَّبِيُّ ص: قَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ:
يَا ابْنَ آدَمَ، قُمْ اِلَيَّ اَمْشِ اِلَيْكَ، وَ امْشِ اِلَيَّ اُهَرْوِلْ
اِلَيْكَ. احمد باسناد صحيح
Dari
Syuraih, yaitu Ibnul Harits, ia berkata : Saya
mendengar seorang shahabat Nabi SAW berkata : Nabi SAW bersabda : Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, bangunlah kepada-Ku, Aku akan berjalan
kepadamu. Dan berjalanlah kepada-Ku, Aku akan berlari
kepadamu”.
[HR. Ahmad dengan sanad shahih]
عَنِ اْلحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ رض قَالَ: سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: َللهُ اَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ اْلمُؤْمِنِ مِنْ
رَجُلٍ نَزَلَ فِى اَرْضٍ دَوِّيَّةٍ مُهْلِكَةٍ مَعَهُ رَاحِلَتُهُ عَلَيْهَا
طَعَامُهُ وَ شَرَابُهُ، فَوَضَعَ رَأْسَهُ فَنَامَ فَاسْتَيْقَظَ، وَ قَدْ
ذَهَبَتْ رَاحِلَتُهُ، فَطَلَبَهَا حَتَّى اِذَا اشْتَدَّ عَلَيْهِ اْلحَرُّ وَ
اْلعَطَشُ اَوْ مَا شَاءَ اللهُ تَعَالَى قَالَ: اَرْجِعُ اِلَى مَكَانِى الَّذِى
كُنْتُ فِيْهِ، فَأَنَامُ حَتَّى اَمُوْتَ، فَوَضَعَ رَأْسَهُ عَلَى سَاعِدِهِ
لِيَمُوْتَ، فَاسْتَيْقَظَ، فَاِذَا رَاحِلَتُهُ عِنْدَهُ عَلَيْهَا زَادُهُ وَ
شَرَابُهُ، فَاللهُ اَشَدُّ فَرَحًا بِتَوْبَةِ اْلعَبْدِ اْلمُؤْمِنِ مِنْ هذَا
بِرَاحِلَتِهِ. البخارى و مسلم
Dari
Harits bin Suwaid dari Abdullah RA, ia berkata : Saya
pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Allah lebih senang dengan
taubat hamba-Nya yang mukmin dari pada seseorang yang sedang (bepergian, lalu)
berhenti di suatu padang
pasir yang sangat menyulitkan, yangmana orang itu membawa unta yang memuat bekal
makanan dan minumannya. Lalu orang tersebut meletakkan
kepalanya sehingga tertidur. Ketika orang tersebut terbangun, tiba-tiba
unta (beserta bekalnya) telah hilang. Kemudian dia lama
mencarinya hingga merasakan sangat panas dan haus atau lebih menderita
lagi. Kemudian orang itu berkata “Biarlah aku kembali
ke tempatku semula dan aku akan tidur saja sampai mati”. Lalu dia meletakkan kepalanya diatas tangannya berserah diri untuk
mati. Kemudian dia terbangun maka tiba-tiba unta
beserta bekal dan minumannya sudah berada di dekatnya. Maka Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya yang mukmin dari
pada orang ini (menemukan kembali) kendaraannya”.
[HR. Bukhari dan Muslim].
عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: َللهُ اَشَدُّ
فَرَحًا بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ حِيْنَ يَتُوْبُ اِلَيْهِ مِنْ اَحَدِكُمْ كَانَ عَلَى
رَاحِلَتِهِ بِاَرْضٍ فَلاَةٍ، فَانْفَلَتَتْ مِنْهُ، وَ عَلَيْهَا طَعَامُهُ وَ
شَرَابُهُ فَـاَيِسَ مِنْهَا، فَأَتَى شَجَرَةً، فَاضْطَجَعَ فِى ظِلِّهَا قَدْ
اَيِسَ مِنْ رَاحِلَتِهِ، فَبَيْنَا هُوَ كَذلِكَ اِذَا هُوَ بِهَا قَائِمَةٌ
عِنْدَهُ، فَاَخَذَ بِخِطَامِهَا، ثُمَّ قَالَ مِنْ شِدَّةِ اْلفَرَحِ: اَللّهُمَّ
اَنْتَ عَبْدِى وَ اَنَا رَبُّكَ اَخْطَأَ مِنْ شِدَّةِ اْلفَرَحِ. مسلم
Dari
Anas bin Malik, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,
“Sungguh Allah lebih senang terhadap taubat hamba-Nya ketika hamba itu bertaubat
kepada-Nya daripada seseorang dari kalian yang semula naik untanya di
padang
pasir, lalu kehilangan kendaraan beserta makanan dan minumannya. (Setelah lama mencarinya), akhirnya dia putus asa untuk
mendapatkannya, lalu dia datang ke sebuah pohon, lalu dia beristirahat dan tidur
di bawah pohon tersebut. Dan orang itu telah putus asa
untuk mendapatkan kembali untanya. Ketika dalam keadaan begitu, tiba-tiba
unta (beserta bekalnya itu) sudah berada di dekatnya. Lalu dia
memegang kendalinya, dan dari senangnya sampai dia berkata, “Ya Allah, Engkau
hambaku dan aku Tuhan-Mu”. Dia keliru mengucap-kannya
karena sangat senangnya”.
[HR. Muslim]
عَنْ اَبِى سَعِيْدِ اْلخُدْرِيِّ رض اَنَّ نَبِيَ اللهِ ص قَالَ: كَانَ
فِيْمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَ تِسْعِيْنَ نَفْسًا، فَسَأَلَ
عَنْ اَعْلَمِ اَهْلِ اْلاَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ، فَاَتَاهُ فَقَالَ: اِنَّهُ
قَتَلَ تِسْعَةً وَ تِسْعِيْنَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: لاَ.
فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً، ثُمَّ سَأَلَ عَنْ اَعْلَمِ اَهْلِ اْلاَرْضِ،
فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ فَقَالَ: اِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ
مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَ مَنْ يَحُوْلُ بَيْنَهُ وَ بَيْنَ التَّوْبَةِ؟
اِنْطَلِقْ اِلَى اَرْضِ كَذَا وَ كَذَا، فَاِنَّ بِهَا اُنَاسًا يَعْبُدُوْنَ
اللهَ، فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ، وَ لاَ تَرْجِعْ اِلَى اَرْضِكَ فَاِنَّهَا
اَرْضُ سَوْءٍ، فَانْطَلَقَ حَتَّى اِذَا نَصَفَ الطَّرِيْقَ اَتَاهُ اْلمَوْتُ فَاخْتَصَمَتْ فِيْهِ مَلاَئِكَةُ
الرَّحْمةِ وَ مَلاَئِكَةُ اْلعَذَابِ، فَقَالَتْ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ: جَاءَ
تَائِبًا مُقْبِلاً بِقَلْبِهِ اِلَى اللهِ، وَ قَالَتْ مَلاَئِكَةُ اْلعَذَابِ
اِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ فَاَتَاهُمْ مَلَكٌ فِى صُوْرَةِ آدَمِيٍّ
فَجَعَلُوْهُ بَيْنَهُمْ، فَقَالَ: قِيْسُوْا مَا بَيْنَ اْلاَرْضَيْنِ، فَاِلَى
اَيَّتِهِمَا كَانَ اَدْنَى فَهُوَ لَهُ، فَقَاسُوْهُ فَوَجَدُوْهُ اَدْنَى اِلَى
اْلاَرْضِ الَّتِى اَرَادَ، فَقَبَضَتْهُ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ. البخارى و مسلم و اللفظ لمسلم
Dari
Abu Sa’id Al-Khudriy RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Dahulu di antara orang
sebelum kalian ada seorang laki-laki yang telah membunuh sembilan puluh sembilan
orang. Lalu dia bertanya (minta ditunjukkan) kepada orang yang
lebih tahu dari penduduk bumi, lalu dia ditunjukkan kepada seorang
pendeta. Kemudian orang tersebut datang kepada pendeta
yang ditunjukkan itu. Lalu dia bertanya kepada pendeta tersebut,
“Sesungguhnya orang itu telah membunuh sembilan puluh sembilan orang, apakah dia
masih bisa diterima taubatnya ?”. Pendeta itu menjawab,
“Tidak!”. Lalu orang itu membunuh pendeta tersebut,
maka genaplah dia membunuh seratus orang. Kemudian orang
tersebut bertanya (minta ditunjukkan) kepada orang yang lebih tahu dari penduduk
bumi, lalu dia ditunjukkan kepada seorang laki-laki yang ‘Alim (pandai).
Lalu dia bertanya, “Sesungguhnya orang itu telah membunuh seratus orang, apakah
dia masih bisa diterima taubatnya ?”. Orang ‘Alim tersebut menjawab, “Ya”. Siapa yang bisa
menghalangi dari tauat ?. Maka untuk melaksanakan
taubat itu pergilah ke daerah ini dan ini, disana ada orang-orang yang menyembah
kepada Allah. Oleh karena itu menyembahlah kepada Allah bersama mereka dan
janganlah kamu kembali ke daerahmu, karena daerahmu itu daerah yang buruk”.
Kemudian orang tersebut pergi (ke tempat yang
ditunjukkan). Ketika sampai di tengah jalan, dia meninggal dunia. Maka berselisihlah malaikat rahmat dengan malaikat adzab.
Berkata malaikat rahmat, “Orang itu betul-betuil telah bertaubat sepenuh hati
kepada Allah”. Dan berkata malaikat adzab, “Sesungguhnya dia belum beramal baik
sama sekali”. Kemudian datanglah malaikat berbentuk manusia, maka para malaikat
rahmat dan para malaikat adzab menjadikannya sebagai penengah. Malaikat yang
menjadi penengah itu berkata, Ukurlah antara dua tempat itu, lalu mana yang
lebih dekat dengannya maka itulah yang menjadi haknya. Kemudian mereka sama mengukurnya, dan mereka mendapati orang yang mati
tersebut lebih dekat kepada tempat yang dituju, maka akhirnya diambil oleh
malaikat rahmat”.
[HR. Bukhari dan Muslim, lafadh ini bagi Muslim]
Taubat kepada Allah
Firman
Allah SWT :
قُلْ يعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلى اَنْفُسِهِمْ لاَ
تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا،
اِنَّه هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. وَ اَنِيْبُوْا اِلى رَبّكُمْ وَ اَسْلِمُوْا
لَه مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لاَ تُنْصَرُوْنَ. وَ
اتَّبِعُوْا اَحْسَنَ مَا اُنْزِلَ اِلَيْكُمْ مّنْ رَبّكُمْ مّنْ قَبْلِ اَنْ
يَّاْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَّ اَنْتُمْ لاَ تَشْعُرُوْنَ. الزمر:53
Katakanlah,
"Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguh-nya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum
datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). Dan ikutilah
sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu sebelum datang adzab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak
menyadarinya,
[QS. Az-Zumar : 53-55]
ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا تُوْبُوْا اِلى اللهِ تَوْبَةً
نَّصُوْحًا، عَسى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفّرَ عَنْكُمْ سَيّئَاتِكُمْ وَ يُدْخِلَكُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ يَوْمَ لاَ يُخْزِى اللهُ
النَّبِيَّ وَ الَّذِيْنَ امَنُوْا مَعَه، نُوْرُهُمْ يَسْعى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ
وَ بِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَ اغْفِرْ
لَنَا، اِنَّكَ عَلى كُلّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. التحريم:8
Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada
hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama
dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan
mereka, sambil mereka mengatakan, "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami
cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau
Maha Kuasa atas segala sesuatu".
[QS. At-Tahriim : 8]
وَ الَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْا اَنْفُسَهُمْ
ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْ، وَ مَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ
اِلاَّ اللهُ، وَ لَمْ يُصِرُّوْا عَلى مَا فَعَلُوْا وَ هُمْ يَعْلَمُوْنَ.
اُولئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مّنْ رَّبّهِمْ وَ جَنَّاتٌ تَجْرِيْ مِنْ
تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا، وَ نِعْمَ اَجْرُ الْعَامِلِيْنَ.
ال عمران : 135-136
Dan
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka,
dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah ? Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah
ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai,
sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang
beramal.
[QS. Ali Imran : 135-136]
اِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللهِ لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السُّوْءَ
بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوْبُوْنَ مِنْ قَرِيْبٍ فَاُولئِكَ يَتُوْبُ اللهُ
عَلَيْهِمْ، وَ كَانَ اللهُ عَلِيْمًا حَكِيْمًا. وَ لَيْسَتِ التَّوْبَةُ
لِلَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ السَّيّئَاتِ حَتّى اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ
قَالَ اِنّيْ تُبْتُ اْلئنَ وَ لاَ الَّذِيْنَ يَمُوْتُوْنَ وَ هُمْ كُفَّارٌ،
اُولئِكَ اَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا اَلِيْمًا. النساء:17-18
Sesungguhnya
taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan
lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka
itulah yang diterima Allah taubatnya, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana. Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang
mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang
diantara mereka, (barulah) ia mengatakan, "Sesungguhnya
saya bertaubat sekarang". Dan tidak (pula diterima taubat)
orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih.
[QS. An-Nisaa’ : 17-18]
اَفَلاَ يَتُوْبُوْنَ اِلَى اللهِ وَ يَسْتَغْفِرُوْنَه، وَ اللهُ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. المائدة: 74
Maka
mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya ? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
[QS. Al-Maidah : 74]
اِلاَّ مَنْ تَابَ وَ امَنَ وَ عَمِلَ عَمَلاً صَالِحًا فَاُولئِكَ
يُبَدّلُ اللهُ سَيّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ، وَ كَانَ اللهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا. وَ
مَنْ تَـابَ وَ عَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّه يَتُوْبُ اِلَى اللهِ
مَتَابًا. الفرقان:70-71
kecuali
orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh, maka kejahatan
mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan
amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang
sebenar-benarnya.
[QS. Al-Furqaan : 70-71]
الَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَ مَنْ حَوْلَه يُسَبّحُوْنَ
بِحَمْدِ رَبّهِمْ وَ يُؤْمِنُوْنَ بِه وَ يَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ امَنُوْا،
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَّعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ
تَابُوْا وَ اتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَ قِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ. رَبَّنَا وَ
اَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنِ الَّتِي وَ عَدْتَّهُمْ وَ مَنْ صَلَحَ مِنْ
ابـَائِهِمْ وَ اَزْوَاجِهِمْ وَ ذُرّيَّاتِهِمْ، اِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ
الْحَكِيْمُ. المؤمن:7-8
(Malaikat-malaikat)
yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji
Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang
yang beriman (seraya mengucapkan), "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau
meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat
dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang
bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang
telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh diantara
bapak-bapak mereka, dan isteri-isteri mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
[QS. Al-Mukmin : 7-8]
Hadits-hadits
Nabi SAW :
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَوْ
اَخْطَأْتُمْ حَتَّى تَبْلُغَ السَّمَاءَ ثُمَّ تُبْتُمْ لَتَابَ اللهُ
عَلَيْكُمْ. ابن ماجه باسناد جيد
Dari
Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kamu sekalian
berbuat dosa hingga memenuhi langit, kemudian kalian bertaubat kepada Allah,
pasti Allah akan menerima taubat kalian”.
[HR. Ibnu Majah dengan sanad jayyid]
عَنْ اَنَسٍ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ،
وَ خَيْرُ اْلخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ. الترمذى و ابن ماجه و الحاكم و قال: صحيح الاسناد
Dari
Anas RA, bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Setiap anak Adam banyak salahnya, dan
sebaik-baik orang yang bersalah adalah orang-orang yang mau
bertaubat”.
[HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim, ia berkata shahih
sanadnya]
عَنْ اِبِى مُوْسَى رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: اِنَّ اللهَ عَزَّ
وَ جَلَّ يَبْسُطُ يَدَهُ بِاللَّيْلِ لِيَتُوْبَ مُسِىءُ النَّهَارِ، وَ يَبْسُطُ
يَدَهُ بِالنَّهَارِ لِيَتُوْبَ مُسِىءُ اللَّيْلِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ
مَغْرِبِهَا. مسلم و النسائى
Dari
Abu Musa RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Sesung-guhnya Allah ‘Azza
wa Jalla membentangkan tangan-Nya di waktu malam agar
supaya orang yang berbuat jahat di siang hari mau bertaubat, dan membentangkan
tangan-Nya di siang hari agar orang yang berbuat jahat di malam hari mau
bertaubat, begitulah hingga matahari terbit dari tempat
terbenamnya”.
[HR. Muslim dan Nasai]
عَنْ اِبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: مَنْ تَابَ
قَبْلَ اَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللهُ عَلَيْهِ. مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang bertaubat (kepada Allah) sebelum matahari terbit dari tempat
terbenamnya, niscaya Allah menerima taubatnya”.
[HR. Muslim]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَتْ قُرَيْشٌ لِلنَّبِيِّ ص اُدْعُ
لَنَا رَبَّكَ يَجْعَلْ لَنَا الصَّفَا ذَهَبًا، فَاِنْ اَصْبَحَ ذَهَبًا
اتَّبَعْنَاكَ، فَدَعَا رَبَّهُ فَاَتَاهُ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ،
فَقَالَ: اِنَّ رَبَّكَ يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ وَ يَقُوْلُ لَكَ: اِنْ شِئْتَ
اُصْبِحُ لَهُمُ الصَّفَا ذَهَبًا، فَمَنْ كَفَرَ مِنْهُمْ عَذَّبْتُهُ عَذَابًا
لاَ اُعَذِّبُهُ اَحَدًا مِنَ اْلعَالَمِيْنَ. وَ اِنْ شِئْتَ فَتَحْتُ لَهُمْ
بَابَ التَّوْبَةِ وَ الرَّحْمَةِ. قَالَ: بَلْ بَابُ التَّوْبَةِ وَ
الرَّحْمَةِ. الطبرانى و رواته رواة الصحيح
Dari
Ibnu Abbas RA, ia berkata : Orang-orang Quraisy pernah
berkata kepada Nabi SAW, “Berdoalah kamu kepada Tuhanmu untuk kami agar
menjadikan bukit Shafa itu menjadi emas untuk kami, maka jika bukit Shafa itu
telah menjadi emas, pastilah kami mau mengikutimu”. Kemudian Nabi SAW berdoa
kepada Tuhan, sehingga malaikat Jibril AS datang kepada beliau dan berkata,
“Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan
berfirman untukmu, “Jika kamu menghendaki, akan Aku jadikan bukit Shafa itu
menjadi emas untuk mereka. Tetapi (sesudah itu) barangsiapa yang kafir diantara
mereka, pasti Aku akan menyiksanya dengan suatu siksaan
yang tidak pernah Aku menyiksa seorangpun di alam ini dengan siksa itu. Tetapi
jika kamu mau (yang lain) akan Aku bukakan pintu taubat
dan rahmat bagi mereka”. Nabi SAW menjawab, “Ya (Aku memilih) pintu taubat dan
rahmat”.
[HR. Thabrani dan para perawinya perawi shahih]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ: اِنَّ اللهَ
يَقْبَلُ تَوْبَةَ اْلعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. ابن ماجه و الترمذى و قال: حديث حسن
Dari
‘Abdullah bin ‘Umar RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah
menerima taubat hamba selama nyawa belum sampai di tenggorokan”.
[HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, ia berkata, “Hadits hasan”].
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: اِنَّ
عَبْدًا اَصَابَ ذَنْبًا، فَقَالَ: يَا رَبِّ اِنِّى اَذْنَبْتُ ذَنْبًا
فَاغْفِرْهُ، فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ: عَلِمَ عَبْدِى اَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ
الذَّنْبَ وَ يَأْخُذُ بِهِ، فَغَفَرَ لَهُ، ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللهُ ثُمَّ
اَصَابَ ذَنْبًا آخَرَ، وَ رُبَّمَا قَالَ: ثُمَّ اَذْنَبَ ذَنْبًا آخَرَ، فَقَالَ:
يَا رَبِّ اِنِّى اَذْنَبْتُ ذَنْبًا آخَرَ فَاغْفِرْهُ لِى. قَالَ رَبُّهُ: عَلِمَ
عَبْدِى اَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَ يَأْخُذُهُ بِهِ فَغَفَرَ لَهُ.
ثُمَّ مَكَثَ مَا شَاءَ اللهُ، ثُمَّ اَصَابَ ذَنْبًا آخَرَ، وَ رُبَّمَا قَالَ:
ثُمَّ اَذْنَبَ ذَنْبًا آخَرَ فَقَالَ: يَا رَبِّ اِنِّى اَذْنَبْتُ ذَنْبًا
فَاغْفِرْهُ لِى، فَقَالَ رَبُّهُ: عَلِمَ عَبْدِى اَنَّ لَهُ رَبًّا يَغْفِرُ
الذَّنْبَ وَ يَأْخُذُ بِهِ، فَقَالَ رَبُّهُ: غَفَرْتُ لِعَبْدِى فَلْيَعْمَلْ مَا
شَاءَ. البخارى و مسلم
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasanya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya ada seorang hamba berkata, “Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah melakukan suatu dosa, maka ampunilah dosa itu”.
Kemudian Tuhan berfirman kepadanya, “Hamba-Ku mengetahui bahwasanya dia
mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan kuasa menghukumnya”. Lalu Tuhan mengampuninya. Kemudian berlalulah waktu yang lama
sehingga orang itu melakukan dosa yang lain, atau mungkin beliau bersabda : Kemudian orang itu berbuat dosa yang lain, lalu
orang itu berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat dosa yang lain,
maka ampunilah aku”. Tuhan berfirman, “Hamba-Ku mengetahui bahwasanya dia
mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan kuasa menghukumnya”. Lalu Tuhan mengampuninya. Kemudian berlalulah waktu yang
lama, sehingga orang itu melakukan dosa yang lain lagi, atau mungkin beliau
bersabda : Kemudian orang itu berbuat dosa yang lain.
Lalu orang itu berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat dosa, maka
ampunilah dosaku”. Tuhan berfirman, “Hamba-Ku mengetahui bahwasanya dia
mempunyai Tuhan yang mengampuni dosa dan kuasa menghukumnya”. Lalu Tuhan
berfirman, “Aku telah mengampuni hamba-Ku, maka berbuatlah apa yang dia
kehendaki”.
[HR. Bukhari dan Muslim]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ
اْلمُؤْمِنَ اِذَا اَذْنَبَ ذَنْبًا كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ،
فَاِنْ تَابَ وَ نَزَعَ وَ اسْتَغْفَرَ صُقِلَ مِنْهَا، وَ اِنْ زَادَ زَادَتْ
حَتَّى يُغَلَّفَ بِهَا قَلْبُهُ، فَذلِكَ الرَّانُ الَّذِيْ ذَكَرَ اللهُ فِى
كِتَابِهِ: كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلى قُلُوْبِهِمْ. الترمذى و صححه و النسائى و ابن ماجه و ابن حبان فى صحيحه و الحاكم و
اللفظ له
Dari
Abu Hurairah RA ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya orang mukmin itu apabila berbuat suatu dosa, ada titik hitam di
hatinya. Jika ia bertaubat dan mencabut (tidak terus
menerus berbuat dosa) serta memohon ampun, maka hati itu dibersihkan kembali
dari titik hitam tersebut. Dan jika dia bertambah dalam berbuat dosa, maka
bertambah pulalah titik hitam tersebut sehingga hati itu tertutup olehnya. Itulah yang dinamakan “Ar-Raan” yang Allah sebutkan di dalam
kitab-Nya (yang artinya) “Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu
mereka usahakan itu menutupi hati mereka” (QS. Al-Muthaffiin : 14).
[HR. Tirmidzi, ia menshahihkannya, Nasai, Ibnu Majah,
Ibnu Hibban di dalam shahihnya di Al-Hakim dan lafadh itu
baginya].
و لفظ ابن حبان و غيره: اِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا اَخْطَأَ خَطِيْئَةً يُنْكَتُ فِى قَلْبِهِ
نُكْتَةٌ، فَاِنْ هُوَ نَزَعَ وَ اسْتَغْفَرَ وَ تَابَ صَقُلَتْ، فَاِنْ عَادَ
زِيْدَ فِيْهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ.
Adapun
lafadh Ibnu Hibban dan lainnya : “Sesungguhnya seorang
hamba apabila berbuat suatu kesalahan, diberi titik hitam di hatinya. Jika dia
mencabut, mohon ampun dan bertaubat, maka bersih kembali. Tetapi jika dia
kembali berbuat kesalahan lagi, akan ditambahkan padanya sehingga meliputi
hatinya”.
Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya (HR. Bukhari))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar