TERAPI PENYEMBUHAN MENURUT RASULULLAH SAW
Terapi Penyembuhan 'ala Rasulullah
بسم الله الرحمن الرحيم
"ALLAH telah menurunkan penyakit dan penawarnya dan Dia telah
menentukan setiap penawar untuk setiap penyakit. Jadi rawatlah dirimu
sendiri dengan menggunakan obat-obatan sekuatmu, tetapi jangan
menggunakan sesuatu yang jelas-jelas dilarang." (HR. Abu Dawud dari Abu
Al-Darda).
Metoda Pengobatan Nabi Muhammad SAW :
1. Ruqyah
Ruqyah merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammmad SAW. Ketika Rasullulloh sakit maka
datang Malaikat Jibril mendekati tubuh beliau yang sangat indah
kemudian Jibril membacakan salah satu doa sambil ditiupkan ketubuh Nabi,
seketika itu Beliau sembuh.inilah doanya ” BismIlahi arqiika minkulli
syai-in yu’dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin Alloohu yasyfiika
bismIlahi arqiika “
Tiga cara Ruqyah Nabi :
Nafats. Nafats yaitu membaca ayat Al Qur’an atau doa kemudian ditiupkan
pada kedua telapak tangan kemudian diusapkan keseluruh badan pasien yang
sakit. Dalam satu riwayat bahwasanya Nabi Muhammmad SAW apabila beliau
sakit maka membaca “Al-muawwidzat” yaitu tiga surat Al Qur’an yang
diawali dengan kata ” A’udzu “ Yaitu : surat An Nas, Al Falaq dan Al
Ikhlas kemudian ditiupkan pada dua telapak tangannya lalu diusapkan
keseluruh badan.
Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.
Di riwayatkan oleh Bukhari-Muslim : Bahwasanya Nabi Muhammad SAW
apabila ada manusia tergores kemudian luka, maka beliau membaca doa
kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu diusapkan
pada luka orang itu.Inilah doanya.“ALLAHUMMA ROBBINNAS ADZHABILBAS ISYFI
ANTASY-SYAFII LAA SYIFA-A ILLA SYIFA-UKA LAA YUGODIRU SAQOMAN “.
Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan. Nabi Muhammad SAW
pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang sedang sakit dengan
sabdanya: ” Letakkanlah tanganmu pada anggota badan yang sakit kemudian
bacalah “Basmalah 3x dan A’udzu bi-izzatillah waqudrotihi minsyarrima
ajidu wa uhajiru 7x”
2. Doa Mukjizat
Banyak do’a-do’a untuk kesembuhan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umat-Nya.Antara lain :
3. Dengan Memakai Madu.
Rasululloh menggunakan madu untuk mengobati salah satu keluarga
shahabat yang sedang sakit .Dalam satu riwayat, ada sahabat datang
kepada Nabi SAW memberitahukan anaknya sedang sakit, kemudian Nabi
menyuruh orang itu meminumkan madu asli pada anaknya sambil membaca doa.
4. Bekam
Bekam adalah penyembuhan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang
berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Apabila rutin
melakukannya insya Allah akan memberikan dampak positif dalam upaya
pencegahan penyakit dalam rangka menjaga kesehatan.
Terapi Pengobatan dan Doa
DALAM beberapa hadis menyebutkan bahwa anugerah terbaik yang diberikan
Allah kepada hamba-Nya adalah nikmat kesehatan, selain nikmat keyakinan.
Tapi nikmat kesehatan itu tidak dibuat sebagai sesuatu yang permanen.
Sebab, jika orang sehat sepanjang masa, nikmat itu tidak akan pernah
ada.
Bagaimana bisa menikmati kesehatan jika tak pernah
merasakan sakit? Maka Allah pun menciptakan penyakit. Tapi, seiring
dengan diciptakan-Nya penyakit, Dia juga menciptakan obatnya. Dan tidak
satu jenis penyakit pun yang tidak ada obatnya, kecuali penyakit tua.
Tak sekadar menyediakan obat, tapi Allah telah mengatur melalui
ayat-ayat-Nya di dalam Al-Qur'an tentang semua urusan. Termasuk
ayat-ayat yang berhubungan dengan doa kesembuhan yang disebut dengan
Ayatusy Syifa (ayat-ayat kesembuhan).
Sejumlah hadis sahih
menguatkan tentang keseimbangan jumlah antara penyakit dan obatnya.
Begitu pula tentang perintah pengobatan dan doa. Mari kita simak sebuah
hadis berikut ini: "Setiap penyakit ada obatnya. Bila penyakit dikenai
obat, niscaya akan sembuh atas izin Allah Azza wa Jalla." (HR. Imam
Ahmad, Bukhari dan Ibnu Majah).
Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan Abu Al-Darda ra, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:
"Allah telah menurunkan penyakit dan penawarnya, dan dan Dia telah
menentukan setiap penawar untuk setiap penyakit. Jadi rawatlah dirimu
sendiri dengan menggunakan obat-obatan sekuatmu, tetapi jangan
menggunakan sesuatu yang jelas-jelas dilarang." (HR. Abu Dawud).
Begitu pentingnya soal upaya penyembuhan penyakit dalam Islam, sehingga
Rasulullah Saw pun amat menganjurkan umatnya agar senantiasa merawat
tubuh untuk menjaga kesehatan. Jika sakit, berobatlah sekuatmu, yang
artinya menurut kadar kemampuan masing-masing. Islam juga amat
menganjurkan umatnya untuk membantu meringankan beban penderitaan orang
mengidap sesuatu penyakit. Salah satu bentuk penekanan anjuran ini
adalah agar menjenguk orang sakit dan sekaligus memanjatkan doa. Seperti
inilah terapi penyembuhan yang diajarkan dalam Islam, yang diyakini
masih dan akan tetap populer saat ini dan masa mendatang.
Menjenguk dan mendoakan kesembuhan orang sakit salah satu yang
diperintahkan dalam Islam, baik orang yang sakit itu seorang muslim atau
nonmuslim. Menjenguk dan mendoakan kesembuhan orang sakit adalah satu
dari tujuh hak dan kewajiban seorang muslim. Enam lainnya adalah:
mengantar jenazah, menghadiri undangan, menolong orang yang teraniaya,
menepati sumpah dan menjawab salam. Dalam sebuah hadis mengisyaratkan,
mendoakan kesembuhan orang sakit akan diaminkan para malaikat.
"Apabila kamu menjenguk orang sakit, maka berdoalah dengan baik, karena
para malaikat akan mengaminkan semua perkataanmu (doamu)." (HR. Muslim
dari Ummu Salamah).
Hadis lain menyebutkan: "Jika seseorang
menjenguk orang sakit di malam hari, maka bersama dia adalah tujuhpuluh
ribu malaikat, mereka semua memohonkan ampun kepadanya sampai menjelang
Subuh, dan baginya kelak akan disediakan sebuah kebun di surga." (HR.
Abu Dawud).
Selain itu, dianjurkan kepada orang yang sakit agar
bersabar, jangan menggerutu, tidak boleh panik atau putus asa. Sakit
adalah merupakan bagian dari ujian atau cobaan dari-Nya. Makanya, secara
hakiki, penyakit yang diturunkan Allah kepada umat-Nya bukanlah sesuat
yang merugikan. Tetapi ada hikmah dan manfaat di balik penyakit itu.
Menyangkut masalah ini, Abu Hurairah meriwayatkan sebuah hadis: "Jika
Allah menginginkan suatu kebaikan pada diri seseorang, maka Allah akan
memberikan cobaan terhadap mereka terlebih dahulu." (HR. Bukhari).
Menyangkut soal kesembuhan ini, Rasulullah selalu menggunakan ayat-ayat
Al-Qur'an, yang antara lain dikenal dengan ayat Mu'awwidzatan (atau
minta perlindungan). Ayat-ayat tersebut adalah Surat Al-Falaq
(Qul'auudzu bi rabbil falaaq-dst) dan Surat An-Naas (Qul-auudzu bi
rabbin naas-dst). Dalam sebuah penjelasan, bahwa kedua ayat tersebut
bukan hanya doa untuk penyembuhan penyakit fisik, tetapi juga doa minta
perlindungan dari maksud jahat manusia, dan melawan kekuatan makhluk
halus yang sewaktu-waktu bisa mengganggu manusia, seperti jin dan setan.
Selain itu, Rasulullah juga mengajarkan banyak doa kesembuhan yang diriwayatkan dalam berbagai hadis, yang antara lain:
"Ya Allah, Tuhan sekalian manusia, hilangkanlah penyakit ini karena
hanya Engkaulah Maha Penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkannya kecuali
ijin Engkau." (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun, doa saja tentu
tidak cukup. Tetapi harus ada upaya pengobatan, misalnya pengobatan
tradisional ataupun secara pengobatan medis. Doa dan pengobatan fisik
perlu disinergikan, karena keduanya saling mendukung satu sama lain.
Makanya, alangkah baiknya, banyak rumah sakit dalam prakteknya tidak
saja mengandalkan tentang ilmu kedokteran dan farmasi dalam upaya
penyembuhan penyakit si pasien, tetapi juga dibekali kekuatan keyakinan
dan doa. Artinya, selain selalu menyiapkan juru doa yang memandu si
pasien dan keluarga untuk berdoa bersama, juga menyediakan fasilitas
ekstra kepada pasien berupa buku-buku bermuatan soal agama.
Berkaitan dengan hal ini, Aisyah rahimahullah ta'ala meriwayatkan:
"Ketika Rasulullah menderita sakit, dia membaca surat Mu'awwidzatan
dalam hatinya dan meniupkannya ke bagian-bagian yang sakit. Ketika
penyakitnya semakin parah, aku membacakan ayat-ayat tersebut kepadanya
dan memukulkan secara perlahan pada bagian yang sakit tersebut melalui
tangannya sendiri dengan harapan mendapat hidayat-Nya." (HR. Abu Dawud).
Dalam hadis lain Aisyah yang mengutip perkataan ayahnya: "Suatu ketika
aku pernah sakit di Mekah. Kemudian Rasulullah datang menjengukku. Dia
meletakkan tangannya di dahiku, mengurut dada dan perutku dan kemudian
dia berkata; 'ya Allah, sembuhkanlah Sa'd dan sempurnakanlah
hijrahnya.'" (HR. Abu Dawud).
'Uthman bin Abi Al-As ra
meriwayatkan tentang metoda penyembuhan yang dilakukan Rasulullah, sbb;
"Aku pernah mengalami sakit yang hampir membunuhku. Kemudian Rasulullah
berkata: 'Pijatlah dengan tangan kananmu tujuh kali, dan katakanlah: Aku
minta perlindungan atas kekuasaan dan kehendak Allah dari segala
kejahatan yang kutemui.' Kemudian aku melakukannya, dan Allah
menghilangkan sakit yang kualami. Kemudian aku menganjurkan cara ini
kepada keluargaku dan orang-orang lainnya." (HR. Abu Dawud).
Dari Muhammad Ibnu Yusuf yang mengutip perkataan bapaknya yang bersumber
dari kakeknya, menggambarkan tentang metoda pengobatan Rasulullah atas
diri Thabit ibn Qais. Dia berkata: "Ya Allah, Tuhan sekalian manusia,
hilangkanlah kejahatan dari Thabit ibn Qais ibn Shammas." Kemudian dia
mengambil tanah "bathan" (bukit) dan meletakkannya di mangkok. Kemudian
mencampurnya dengan air, mengaduknya dan menyebarkan bahan ini ke
bagian-bagian yang sakit." (HR. Abu Dawud).
Tetapi bukan
berarti semua penyakit yang mendapat pengobatan dari Rasulullah. Dia
juga amat konsekuen untuk menyerahkan sesuatu pekerjaan kepada ahlinya.
Sa'd rahimahullah ta'ala meriwayatkan: "Suatu ketika aku pernah
menderita suatu penyakit. Rasulullah datang menjengukku. Dia meletakkan
tangannya di dadaku dan aku merasakan hawa dingin di jantung ini.
Baginda Rasulullah berkata: 'Kamu menderita penyakit jantung. Pergilah
kepada Al-Harith Ibnu Kaladah, saudara Thaqif. Dia seseorang yang bisa
memberikan perawatan bagi penyakitmu. Dia akan mengambil tujuh buah
kurma Madinah kualitas terbaik dan menghancurkannya dengan alat
penghancur dan meletakkannya di mulutmu.'" (HR. Abu Dawud).
Itulah beberapa contoh tentang terapi pengobatan yang dilakukan
Rasulullah, seperti dikutip dalam Buku Pintar Shalat yang diterbitkan
Pustaka Gardona Jakarta, (Judul asli: The Muslim Prayer Encyclopaedia).
Metoda yang sebaiknya tetap diterapkan umat setelahnya, betapapun
tingginya ilmu kedokteran dan farmasi. Berdoa dan berobat. Doa adalah
suatu bentuk permohonan dan penyerahan diri kepada Maha Penyembuh,
sedangkan berobat adalah upaya atau sarana untuk proses penyembuhan.
Banyak, dan cukup banyak sebenarnya terapi pengobatan menurut Islam,
baik melalui bacaan atau amalan ayat-ayat suci Al-Qur'an maupun hadis.
Salah satu contoh di antaranya Ayatusy Syifa' (ayat-ayat kesembuhan).
Yang dimaksud dengan ayat-ayat penyembuhan (syifa') adalah ayat yang
berhubungan dengan penyakit dan penyembuhan yang terdapat di dalam
Al-Qur'an. Ayat tersebut sebanyak enam ayat yang terdapat dalam surat
yang berbeda, sbb;
"Perangilah mereka niscaya Allah akan
menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan
menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan
hati orang-orang yang beriman." (QS. At-Taubah : 14)
"Hai
manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk
serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus : 57).
"Dan apabila aku sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku." (QS. Al-Syu'ara : 80).
"Katakanlah, Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman." (QS. Fushshilat : 44).
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang jadi penawar dan rahmat bagi orang-orang beriman." (QS. Al-Isra' : 82).
"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia."
(QS. Al-Nhal : 69).
Dalam kitab Al-Mukhtasar Fii Ma'aani Asmaa
Illahil Husnaa, karya Al-Ustadz Mahmud Sami, ada dijelaskan tentang
mukjizat ayat-ayat ini.
Adalah Syeikh Imam Abilqasim
Al-Qusyairi yang telah mengamalkannya. Ia meriwayatkan, ... suatu ketika
anaknya sakit parah dan seakan-akan tidak ada lagi harapan untuk
menyembuhkannya, meski segala upaya penyembuhan sudah dilakukan. Tetapi
ketika tidur, ia bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad Saw, dan ia
bertanya apakah ada obat bagi penyakit yang diderita oleh anaknya.
Rasulullah Saw berkata : "Apakah engkau tidak tahu ayat-ayat syifa'
(ayat-ayat penyembuhan)?"
Ketika Imam Abilqasim Al-Qusyairi
terjaga dari tidur, ia lantas membuka Al-Qur'an dan mencari ayat-ayat
yang disebutkan Rasulullah dalam mimpinya. Iapun menemukan enam ayat
dimaksud. Ayat-ayat tersebut disalin dalam secarik kertas seraya
merendamkannya ke dalam air dan meminumkan air tersebut kepada anaknya
yang sedang sekarat. Tidak berapa lama anak tersebut berangsur sembuh
dan akhirnya benar-benar sembuh.
Soal penyakit sesungguhnya
bukanlah sesuatu yang luar biasa, karena setiap orang pasti ada
penyakitnya termasuk para dokter dan paramedis. Adalah suatu pembohongan
jika ada seseorang yang mengaku tidak mengidap suatu penyakit, karena
penyakit itu sengaja diciptakan Allah, seperti dalam firman-Nya:
"Di dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya;
dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (QS.
Al-Baqarah : 10).
Dalam hal ini, kewajiban manusia lah untuk
berupaya mencari atau melakukan pengobatan, karena obat setiap penyakit
pasti ada. Kalaupun ada penyakit yang belum ada obatnya, itu tak lain
karena ilmu manusia yang bergerak di bidang itu masih terbatas. Makanya,
agar setiap hamba diperintahkan oleh Allah agar belajar dan belajar
terus. Dan hal ini sekaligus sebagai bukti kebesaran Allah, bahwa
sesungguhnya ilmu pengetahuan manusia itu adalah sangat-sangat sedikit
jika dibanding ilmu yang dimiliki Allah.
Soal penyakit adalah
salah satu bentuk dinamika kehidupan tang diciptakan Allah. Ketika
seseorang jatuh sakit, sesuatu yang amat didambakan adalah nikmatnya
kesehatan. Untuk ini, ada proses berikutnya, yaitu perintah untuk
berobat. Obat penawar setiap penyakit sudah disediakan Allah. Dan inilah
tugas para ilmuwan (dokter dan paramedis) untuk meneliti dan melakukan
diagnosa.
Soal penyakit adalah salah satu bentuk ujian dan
cobaan dari Allah. Ujian ini antara lain bermaksud agar setiap orang
menyadari, bahwa manusia adalah hamba Allah, yang tidak bisa melepaskan
diri dari genggaman-Nya. Dia-lah yang menurunkan dan menyembuhkan
penyakit bagi hamba-Nya. Tidak semua pasien yang sembuh dari penyakit
yang dideritanya, betapapun kualitas obat yang diberikan, dan betapapun
ahlinya dokter yang merawatnya. Ini sebagai bahan renungan kepada setiap
hamba, bahwa ada Maha Kekuatan yang abstrak yang Maha Mengatur dan Maha
Menetapkan segala urusan. Itulah qadha dan qadar.
"(Yaitu
Tuhan); Yang telah menciptakan aku, maka Dia-lah yang menunjuki aku. Dan
Tuhanku; Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. 'Dan apabila aku
sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku'. Dan yang akan mematikan aku, dan
akan menghidupkan aku (kembali)." (QS. Asy-Syu'araa : 78-91).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar